![]() |
Suasana Demo warga Sempayuk, Bengkayang. |
Bukan itu saja, kemarahan warga Sempayuk tertuju juga kepada Kapolsek Lumar IPTU Sunarly dan Tokoh Masyarakat Lumar Simson Mihai agar angkat kaki dari Lokasinya Kebun PT.PSA dan di Copot dari Jabatan Kapolsek Lumar karena dituding bersekongkol dengan Sunario selaku Manager PT. PSA dan Roni selaku Humas PT. PSA.
“Hari ini juga kami meminta Sunario Keluar, Kapolsek Kumar keluar, Saudara Simson Mihai Keluar, dan Roni Humas harus keluar dari perusahaan,” ujar Ratusan Pendemo serentak.
“Kedatangan kami tidak demo perusahaan, tetapi kami demo oknum-oknum perusahaan saja, Perusahaan tidak salah, hanya Kroni-kroninya itu harus angkat kaki, Jadi kami mohon maaf dengan pihak aparat, kami tidak akan anarkis,” ujar Juru bicara lainnya.
Ketua DAD Desa Belimbing Nordi mengungkapkan di tengah situasi sulit sekarang, emosi masyarakat membuncah lantaran disinyalir ada oknum yang mengadu domba masyarakat yang tinggal di seputar perusahaan sawit tersebut.
Saat berorasi ia menyampaikan beberapa tuntuan dan penegasan dibawah kawalan aparat TNI/Polri dan di tengah kerumunan masa yang jumlahnya sekitar 120 orang yang hadir mendengar langsung tuntutan ketua adat itu.
“Kami demo, karena kami merasa dirugikan oleh Manager PT.PSA Sunario , bapak-bapak perlu tahu, dengan kami selaku Perangkat Desa Pak Sunario tidak dipercaya, tidak dihargai mulai dari RT, Dusun, Kepala Adat, dan masyarakat Desa Belimbing tidak dipedulikan Pak Sunario, itu yang pertama kami tuntut,” tegas Nordi.
Lanjut Nordi, Manager PT. PSA Sunario kami diminta supaya hari ini juga segera angkat kaki dari wilayah Desa Belimbing. “Oleh karena terlalu Sunario yang terlalu angkuh kami minta angkat kaki dan jika berani silahkan hadir disini , masyarakat Desa Belimbing telah diadu domba dengan aparat,” ujarnya lagi.
Polemik investasi PT.PSA di bidang perkebunan sawit, dapat tanggapan langsung dari Ketua Dewan Adat Dayak Kabupaten Bengkayang. Martinus Kajot, SM, Ia pun ikut hadir untuk meredam dan menenangkan masa agar tidak menjurus ke hal-hal negatif.
“Saya hadir di sini sudah lapor dengan Kapolres, Oleh karena itu sampaikan apa yang kita inginkan, mengapa perusahaan mempergunakan orang lain, warga setempat tidak diperhatikan. “Kita menghadirkan perusahaan di sini agar mensejahterakan masyarakat, saya lihat bakat-bakat orang di sini banyak, ada yang bisa bawa mobil, ada yang bisa bawa alat berat banyak, kerja juga bisa, apalagi mau mupuk sawit itu sudah biasa dan juga bisa,” ungkap Kajot.
Martinus Kajot meminta kepada warga yang hadir aksi demontrasi hari ini agar menyampaikan aspirasi tidak melanggar hukum. “Aparat Kepolisian dan TNI juga tidak mau masyarakatnya ribut,” pinta mantan Ketua DPRD Bengkayang 2014-2019 ini.
Usai menyampaikan tuntutannya dikawal oleh TNI/Polri kemudian massa yang hadir meminta agar semua yang diminta keluar dari PT.PSA dan Kecamatan Lumar segera dilaksanakan, jika tidak pihaknya akan berjanji mendatangkan massa kembali. Acara kemudian ditutup dengan mengadakan ritual adat secara dayak bakati, dan akses masuk ke kantor dan kebun PT.PSA ditutup massa. (Nadi/SK)