Suaraindo.id – Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Landak bersama Dinas Perkebunan Kabupaten Landak, dan ketua koperasi menggelar rapat bersama dalam rangka menindaklanjuti terkait adanya laporan anggota KUD Koperasi Serba Usaha dan KUD Mekar Jaya tentang laporan rincian biaya paket pekerjaan replanting, selasa (13/10/2020).
Rapat dengar pendapat yang dilaksanakan di dalam ruang sidang kantor DPRD Landak tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Komisi B DPRD Landak Evi Juvenalis bersama anggota Komisi B DPRD Landak Minadinata, Agus Sudiono dan F. Romy Ginting, serta dihadiri Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Landak dan para ketua-ketua koperasi.
Ketua Komisi B DPRD Landak Evi Juvenalis menyampaikan dilaksanakannya rapat tersebut untuk menindaklanjuti laporan anggota koperasi terkait dengan adanya program replanting.
“Kita sebatas meminta keterangan sekaligus masukan dengan ketua-ketua koperasi, sehingga permasalahan ini bisa terselesaikan, tujuannya supaya program-program ini bisa berjalan dengan baik,” jelas Evi Juvenalis.
Ia juga berharap agar kedepan permasalahan-permasalahan seperti ini bisa diselesaikan diinternal koperasi sehingga tidak menjadi persoalan yang berlanjut.
“Jangan sampai menjadi persoalan yang berkelanjutan dan menjadi asumsi orang banyak, akhirnya dapat mengganggu untuk program berikutnya. Program yang baik, mari kita jaga dan kerjakan bersama-sama,” tambah Evi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Landak Alpius mengatakan bahwa persoalan tersebut hanya sebatas miskomunikasi antara anggota dan pengurus koperasi. Ia meminta agar persoalan tersebut harus diselesaikan secara terbuka antara anggota dan pengurus koperasi.
“Ini miskomunikasi saja, kurang nyambung antara anggota dengan pengurus koperasi, niat baik belum tentu juga baik, pada prinsipnya program ini dilaksanakan sudah mengacu pada aturan-aturan.
Alpius juga mengatakan agar pengurus koperasi tidak semena-mena dalam menggunakan uang program apalagi menurutnya pemeriksaan dan pelaporannya pun sudah menggunakan sistem online.
“jadi pertanggungjawabannya sangat ketat,” tutup Alpius