Keluh Kesah Penjual Buku di Pasar Raya Padang Saat Pandemi

  • Bagikan

Suaraindo.id- Pandemi covid-19 yang belum berakhir berdampak terhadap segala sektor, termasuk para penjual buku. Hal ini dirasakan para penjual buku di Padang Teater, Pasar Raya Padang yang mencoba tetap bertahan dengan kondisi sekarang.

Keadaan ini diakibatkan pembelajaran tatap muka yang berlangsung, kemudian maraknya penjualan buku secara online. Jual beli buku masyarakat ke toko pun kini sangat menurun dratis.

“Jauh drop. Seperti ini, sebenarnya tidak pun, pengaruh covid-19 ini berdampak segala lini. Ini wajib kita akui. Ini kan memang besar pengaruhnya. Apapun perekonomiannya,” kata Hambali, salah seorang penjual buku di Padang Teater, Pasar Raya Padang.

Pria 53 tahun ini telah berjualan buku sejak 2007. Nama tokonya Attina Berkah. Berbagai macam buku mulai kebutuhan untuk pembelajaran SD hingga perguruan tinggi serta komik tersedia.

Hambali mengakui penurunan daya jual beli buku di toko menurun hingga 70 persen. Bahkan ayah lima anak ini tak menampik pernah merasakan tak sama sekali adanya transaksi di tokonya dalam sehari.

“Itu sangat terasa sekali dampaknya. Bisa dikatakan, istilah orang, kosong (jual beli) sehari itu. Benar-benar tidak ada pacah talua bahasa orang awak (Minang). Tidak ada penglaris kalau orang Jawa bilang,” keluhannya.

“Itu penjualan buku online itu memang besar pengaruhnya ke kami. Karena sekarang dampak orang belajar di rumah, daring ini,” sambungnya.

Ia menyebutkan konsumennya biasanya para mahasiswa dan anak sekolah. Hanya saja kondisi saat ini tentunya banyak para mahasiswa yang pulang ke kampung halaman.

“Sekarang orang ini tinggal di kampungnya. Pergi ke Padang, ongkosnya berapa, iya kan? Perbandingan sekarang kota yang dekat saja. Misalanya Pariaman, Pariaman ke Padang Rp10 ribu, pulang pergi Rp20 ribu,” ujarnya.

“Sekarang dipesan online, sampai (buku) di rumahnya ongkos tidak sampai Rp20 ribu, Rp15 paling. Enak tunggu di rumah, waktu tidak habis. Resiko terpapar covid-19 pun tidak ada, orang safety. Persaingan paling berbahaya, itu,” tambahnya.

Hambali mengatakan, meskipun maraknya toko buku besar bermunculan namun penjual buku di Padang Teater tetap dicari. Sebab, tak semua buku yang dicari ada di toko buku besar.

“Kadang-kadang ada satu buku yang susah (dicari) tapi ada di sini. Karena tidak semua penerbit mau meletakkan buku-buku di toko buku besar. Sementara kami di sini wajib mengerti istilah apa permintaan pasar (konsumen),” jelasnya.

Hambali berharap kondisi pandemi dapat berakhir dan kehidupan kembali normal. Sehingga para pedagang kecil seperti dirinya kembali bangkit dari keterpurukan.

“Sekarang orang ramai itu tidak boleh, sementara pasar ini tempat orang ramai berkumpul. Memang, harapan tidak muluk-muluk. Sekarang istilahnya apapun jenis usaha, pikiran ingin bertahan,” tuturnya.

  • Bagikan