Unhaz Lombok Timur Bina Petani Kembangkan Takakura

  • Bagikan

Suaraindo.id—- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Nusa Tenggara Barat melalui Universitas Hamzanwadi Lombok Timur, memberikan pembinaan terhadap petani Desa Apitaik Kecamatan Pringgabaya, untuk mengembangkan pupuk Takakura.

Pupuk takakura sendiri merupakan hasil olahan sampah Organik yang dihasil dari Rumah Tangga, yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan Petani.

Dosen Pembimbing Lapangan Pasca Sarjana Universitas Hamzanwadi Lombok Timur Dr.Hj. Nuraini.,M.Pd mengatakan pengolahan sampah organik yang ada di Rumah Tangga ini dilakukan dengan Pola Takakura dan Komposter Bag.

Takakura ini salah satu cara mensiasati, bagi lingkungan yang sempit karena tidak ada lahan untuk membuat bio pori. Sehingga dengan cara sederhana ini, harapannya masyarakat mudah melaksanakannya atau untuk membuat kompos sederhana dari lingkungan sendiri, sehingga bisa digunakan untuk pupuk bagi tanaman yang ada.

Nuraini menambahkan, tidak hanya mendapatkan pupuk organik, namun bisa mengurangi permasalahan sampah rumah tangga yang setiap hari dihasilkan.

Untuk pembinaan bagi masyarakat, DLHK Provinsi menyalurkan Komposter Bag ketengah masyarakat sebagai sarana penampungan pupuk Takakura. Karena pupuk Takakura ini merupakan sistem pupuk alami dari sampah rumah tangga.

Sehingga bagivmasyarakat yang bergelut dibidang Pertanian, Takakura ini bisa dimanfaatkan. Kalau dslam skala besar, petani bisa membentuk kelompok rumah tangga untuk menampung sampah rumah tangga menggunakan komposter bag ini. Sehingga masyaraat sebagai petani bisa membuat Takakura secara bersamaan.

Dari hasil pengomposan kelompok rumah tangga ini, bisa dikumpulkan untuk pertanian. Bahkan selain pupuk padat, masyarakat juga bisa menghasilkan pupuk organik cair (POC).

Nuraini menambahkan, kelebihan pupuk Takakura, ini merupakan model pengomposan yang bisa dilakukan dirumah sendiri. Karena melalui ini akan menjadi kebiasaan masyarakat untuk menangani sampah sendiri yang dimulai dari rumah tangga sendiri untuk milah sampah organik dan anorganik. Sehingga program Provinsi NTB Zero Waste, bisa tercapai melalui edukasi sejak dini.

Dijelaskan, dalam hal pembuatan pupuk organik menggunakan Takakura belum pamiliar bagi masyarakat Lombok Timur. Sehingga ini bisa menjadi peluang bagi masyarakat, karena bisa dikembangkan dan dijual ke petani sebagai langkah mendorong perekonomian masyarakat.

Model pupuk organik Takakura ini, baru berkembang pada awal tahun 2004 sampai 2009 dilakukan penelitian di Surabaya Jawa Timur, oleh Kouji Takakura Asal Jepang.
Pada dasarnya Bio Pori juga merupakan program Provinsi NTB, namun membutuhkan lahan luas, sehingga ini belum oftimal. Melalui Takakura ini bisa menjadi solusi bagi petani dan masyarakat.

Ditempat yang sama, Ketua Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Pascasarjana Universitas Hamzanwadi Lombok Timur Dodi Rodiman mengatakan pembinaan ini salah satu upaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, untuk penanganan sampah rumah tangga.

Selain memberikan pemahaman, masyarakat Desa Apit Aik, juga dibekali tata cara pembuatan Pupuk Takakura dari sampah Rumah Tangga.

Dikatakan, bahan baku Takakura ini sangat mudah didapatkan. “Bahan bakunya mudah didapat. Karena bersumber dari rumah tangga sendiri,” katanya.

Penulis: NanangEditor: Redaksi
  • Bagikan