Suaraindo.id – Kekerasan terhadap perempuan kembali terjadi di Kabupaten Kubu Raya, tepatnya pada 30 Maret 2022 lalu dimana Satreskrim Polres Kubu Raya mengamankan pelaku kasus pemerkosaan terhadap adik kandung sendiri. Keamanan perempuan kian tergerus karena keluarga terdekat pun sudah menjadi pelaku kejahatan.
Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kabupaten Kubu Raya, Asih M. Waluyan mengungkapkan pihaknya saat ini sedang melakukan pendalaman terhadap kasus tersebut.
“Kami saat ini sedang melakukan pendampingan secara psikologis terhadap korban oleh psikolog yang ada di kantor ini, tapi memang sampai saat ini belum ada hasil yang bisa kami sampaikan dari proses tersebut, masih berjalan,” ungkapnya.
Ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/4/2022), Asih menyatakan pendampingan dilakukan setelah pihaknya berkoordinasi dengan pihak Polres Kubu Raya yang menganggap perlu dilakukan terhadap korban.
“Karena kasus perkosaan yang melibatkan perempuan dewasa ini harus benar-benar di dalami terlebih dahulu latar belakangnya. Kita tidak bisa langsung melakukan pendampingan jika belum dinyatakan perlu dari pihak kepolisian yang menangani kasusnya,” ujar Asih.
Dari kasus yang terjadi tersebut Asih mengutarakan, faktor yang mungkin saja bisa memengaruhi diantaranya latar belakang pendidikan korban, bisa juga dari masa lalu serta kehidupan sehari-hari korban dan lingkungan tempat tinggal.
“Korban kebetulan hanya tamatan Sekolah Dasar, dari kecil orang tuanya sudah berpisah sehingga korban diasuh dan dibesarkan keluarganya, jadi kemungkinan memiliki trauma masa lalu yang sedang kita dalami sampai saat ini,” cerita Asih.
Menurut Asih, masih banyaknya perempuan-perempuan yang menjadi korban baik pelecehan seksual, kekerasan rumah tangga atau tindak kekerasan lainnya memang menjadi perhatian khusus pihaknya.
“Makanya kami belum lama ini mengadakan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang menitikberatkan pada penguatan kapasitas perempuan agar bisa terhindar dari kasus-kasus serupa,” kata Asih.
Korban pemerkosaan mengalami banyak kerugian diantaranya fisik, psikis, seksual dan ekonomi, demikian ditekankan Asih dalam pembicaraan ketika itu.
“Makanya saya selalu mengajak semua perempuan mandiri secara ekonomi. Karena kalau ekonomi kita kuat maka kita akan kuat juga menghadapi kerasnya kehidupan yang memang rentan membuat perempuan menjadi korban,” pungkasnya.