Suaraindo.id – Sejumlah pedagang terutama pedagang kuliner pasar juadah di Kota Pontianak yang menggunakan minyak goreng harus mensiasati agar tetap untung meskipun untung sedikit, di tengah naiknya harga minyak goreng.
Hasni, penjual cakwe goreng di satu diantara pasar juadah di Kota Pontianak mengaku, dampak dari kenaikan harga minyak goreng,sangat dia rasakan.
“Minyak naik sudah berlangsung lama untuk sekarang ini per liternya seharga Rp 28 ribu jadi keuntungan yang diperoleh pun sangat tipis,” ujar Hasni.
Hasni mengatakan dia biasa beli di ritel-ritel modern atau pasar, kadang juga menitip dengan orang, dalam sehari, ia bisa menghabiskan adonan cakwe goreng sebanyak 25 kilogram, sedangkan untuk minyaknya menghabiskan lebih dari 10 liter.“Kalau bulan puasa gini bisa sampai 25 kilo adonan,untuk minyak bisa sampai 10 liter,” jelasnya.
Hasni menyebutkan meski mahal,harga jual gorengan yang diproduksinya tidak mungkin dinaikkan,mau tak mau harga per satu biji tetap Rp 2 ribu karena kalau dinaikan, khawatir berpengaruh pada minat beli konsumen.“Mau saja naikan harga Cuma itu takut pembeli lari jadi biar untung sedikit asal langganan tidak lari,”katanya.
Dia berharap pemerintah bisa mengatur ketersediaan dan harga minyak goreng bisa kembali stabil, sehingga dia dan para pedagang lainnya bisa menjual dagangannya dengan tenang.