Maman: Migas Kerap Langka, Sejumlah Langkah Disiapkan

  • Bagikan
Sinergisitas BPH migas dan DPR RI dalam rangka penyaluran Migas tepat sasaran dan tepat guna. SUARAKALBAR.CO.ID/septa

Suaraindo.id– Minyak dan gas merupakan dua kebutuhan yang kerap mengalami kelangkaan, hal tersebut pun turut menjadi keresahan masyarakat kecil menengah yang kesulitan mendapat stok jika kelangkaan melanda.

Wakil Komisi VII DPR RI, Maman Abdurahman melalui zoom mengatakan kelangkaan tersebut sebenarnya sudah di prediksi oleh dirinya sejak 8 tahun yang lalu, saat dirinya menjadi praktisi di bidang Migas.

“Bahwa situasi ini cepat atau lambat akan terjadi, maka dari itu kita dorong. Sebenarnya jika kita dulu tidak menggunakan gas namun menggunakan BME tentu kelanggkaan ini tidak kerap terjadi, 10 tahun yang lalu sudah kita wacanakan itu, karna LPG tidak menyelsaikan masalah,” ungkapnya.

Maman menjelaskan BME merupakan batu bara yang dirubah menjadi gas, mengingat di Indonesia sangat banyak dan cukup baik, namun kini kondisinya harga LPG di sejumlah wilayah pelosok kalbar mencapai harga Rp 40.000.

“Saya sudah meminta kuota LPG tiga kilo agar tidak terjadi kelangkaan dari yang sebelumnya 6,8 juta kini mencapai 8 juta matrix ton, artinya dari segi kuota LPG tidak ada masalah, sehingga jika kedepan ada aparatur pertamina dan BPH migas mengatakan ada problem kuota silahkan sampaikan pada saya ,”jelasnya.

Menaikan kuota LPG ini adalah solusi jangka pendek, menurut Maman penyelesaian ini tidak dapat terus- terusan dipakai. Namun solusi jangka panjang ialah merubah metode subsidi agar tepat sasaran.

“Jika yang sekarang adalah subisdi terbuka, dirubah menjadi subsidi tertutup yang hanya benar-benar orang miskin yang membeli tabung tersebut melalui data keluarga miskin. Karna sekarang yang disubsidi tabungnya jadi orang yang mampu turut membeli ini yang jadi masalahnya sehingga negara menanggung beban subsidi LPG 3 kilo,” tuturnya.

Sementara itu terkait Bahan bakar minyak (BBM) yang kerap langka maman menjelaskan jika sebenarnya untuk ketersediaan stok BBM aman hanya permasalahanya terminal bahan bakar di Pontianak Utara memiliki tempat penampungan hanya mampu menyimpan tiga hari.

“Adanya hal tersebut artinya apa, perlu dibangun Terminal bahan bakar minyak (TBBM) baru di Kalimantan Barat ini, sehingga sampai kapanpun mengeluh BBM langka tidak akan selesai jika tidak diiringi dengan TBBM yang memadai karena penampungannya terlalu kecil,minggu ini saya akan bertemu pihak pertamina dan akan meminta kapasitas pembangunan TBBM di Kalbar,” ujarnya.

Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menegaskan jika memang penjualan LPG bersubsidi memang akan dirubah metodenya, mengingat agar LPG lebih tepat sasaran.

“Karena kita kan punya data warga yang membutuhkan, sehingga nantinya LPG langsung dijual ke penduduk miskin sehingga hal tersebut lebih tepat sasaran,” tegasnya.

Anggota Komite BPH Migas, Abdul Halin terkait kelangkaan yang kerap terjadi pihaknya mengakui jika BPH Migas kerap melakukan inovasi untuk menyalurkan BBM tepat sasaran sehingga dengan adanya oknum-oknum yang menyalahgunakan BBM bersubsidi tidak terus menerus menikmati BBM harga murah.

“Dengan sistem yang kita miliki itu akan terdeteksi pengguna setiap mobil teregistrasi itulah pengendalian namanya, disitulah fungsi kita melakukan pengetatan sehingga BBM bersubsidi aman, hanya saja para pemain ini yang harus kita kasi tindak tegas,”tutupnya.

  • Bagikan