Suaraindo.id – Anggota Komisi A DPRD Kota Palangka Raya, Noorkhalis Ridha berharap agar generasi muda lebih peka dan mengetahui esensi data pribadi serta memahami bagaimana cara memperlakukan data tersebut.
Menurutnya, pemahaman dasar yang solid mengenai perlindungan data pribadi (PDP) menjadi modal awal untuk penyelamatan data dari aksi penyalahgunaan.
“Generasi muda harus menjadi pelopor dari gerakan sosialisasi dan edukasi PDP. Sebab PDP sangat lekat dengan urusan digital dan teknologi terkini, meskipun ada juga data pribadi manual atau non-digital. Oleh karena itu, kita memerlukan generasi muda yang melek urusan digital agar membantu generasi yang lebih tua dan yang lebih muda untuk mengetahui urusan PDP,” tutur Ridha,Selasa (16/08/2022).
Politisi muda Partai Amanat Nasional (PAN) menegaskan perlu adanya inovasi-inovasi kreatif yang dilakukan generasi muda dalam rangka menciptakan iklim PDP yang kondusif. Teknologi dan manajemen pengelolaan data harus terus dikembangkan sehingga PDP juga meningkat kualitasnya.
“Namun generasi muda juga jangan lengah, karena di luar sana oknum penyalah guna data juga terus meningkatkan kemampuan mereka dalam melakukan aksi-aksinya,” sebutnya.
Ridha pun mengajak agar generasi muda lebih berkontribusi secara nyata dalam peningkatan sistem PDP. Sebab dikatakannya, penyalahgunaan data pribadi oleh oknum tak bertanggung jawab saat ini marak terjadi. Sebut saja seperti penyalinan data dan informasi kartu ATM nasabah (skimming) dimana pelaku skimming melakukan penarikan dana di tempat lain, hingga pinjaman online dimana mekanisme transaksinya mengisi data secara online akan tetapi dalam hal keterlambatan pembayaran tidak jarang menggunakan kolektor untuk melakukan intimidasi kepada nasabah dan bahkan dapat mengakses data dari handphone nasabah.
“Yang mengetahui keadaan masyarakat terkini adalah masyarakat itu sendiri, terutama generasi muda yang terus menerus meningkatkan social awareness-nya. Terlebih penggunaan teknologi digital semenjak merebaknya pandemi dua setengah tahun terakhir, turut berkembang pesat. Baik itu penggunaannya untuk bekerja, sekolah, aktifitas jual beli dan lain sebagainya,” imbuhnya.
Diakui Ridha kembali, data pribadi merupakan urusan borderless sehingga banyak mekanisme PDP yang datang dari negara-negara maupun daerah yang sudah mapan teknologi dan perangkat pengelolaan data pribadinya. Namun juga menurutnya hal tersebut tidak serta merta yang menjadi model PDP dunia itu bisa langsung diterapkan tanpa proses evaluasi yang menyeluruh di wilayah setempat.
“Harus ada adaptasi antara akselerasi teknologi dan kenyataan sosial di tempat kita, yang bisa dijembatani oleh generasi muda. Peran penting tersebut juga berjalan beriringan sehingga proses antisipasi atas penyalahgunaan data pribadi bisa ditekan seminimal mungkin ,” pungkasnya.