Suaraindo.id – Peternak sapi di Mempawah Kalimantan Barat mengkhawatirkan wabah Lato-lato yang kini menyerang ternak mereka.
Seperti diberitakan, Astif, warga Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, mengungkapkan, efek dari wabah ini ternak sapi mereka mengeluarkan busa bercampur darah dari mulut, hidung dan mata.
Saat ini, ada sejumlah sapi yang terserang wabah ini, ada diantaranya tidak tertolong (mati).
Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKPP) Mempawah drh Tika Nurhayati mengakui sudah menemukan penyebaran penyakit ini di Kecamatan Mempawah Hilir dan Sungai Pinyuh.
“Dari data kita, ada 15 ekor sapi yang terinfeksi penyakit ini ya. Yakni di Kecamatan Mempawah Hilir dan Sungai Pinyuh. Tapi saat ini kondisi sapinya sudah mengarah sembuh,” ujar Tika, Kamis (17/8/2023) malam.
Dijelaskan, penyakit Lato-lato atau yang dikenal dengan nama Lumpy Skin Disease (LSD) adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini sangat menular, terutama pada sapi.
Gejala klinis yang terlihat, antara lain adanya benjolan pada kulit seperti cacar lama-kelamaan menjadi pecah dan keropeng pada kulit.
“Namun berdasarkan data kita, tingkat kematian penyakit LSD ini tergolong rendah, hanya 2-5 persen dengan catatan prognosanya masih baik dan dilakukan pengobatan dengan tepat,” jelas Tika.
Penularannya, lanjut Tika, bisa melalui kontak langsung antara sapi sakit dan sehat. Atau melalui perantara, baik manusia atau peralatan yang keluar masuk kandang, serta melalui vektor serangga seperti nyamuk atau lalat.
Untuk upaya pencegahan agar sapi tak terserang wabah ini, Tika menyebut sejumlah cara, mengingat vaksin untuk penyakit ini belum ada di Kalbar.
Tindakan pencegahan itu adalah upaya biosecurity di kandang sapi. Misalnya, menjaga kebersihan kandang, pengendalian serangga di kandang, melakukan penyemprotan dengan desinfektan, membatasi keluar masuk ternak.
“Nah, jika ada ternak sakit yang mengarah LSD, kami harapkan melapor ke Dinas PKPP Mempawah agar cepat ditangani,” imbuhnya.
Sementara untuk ternak yang sakitnya cukup parah, Tika menyarankan agar sebaiknya dipotong untuk memutus rantai penularan virus.
“Sedangkan ternak yang sakitnya tidak terlalu parah agar segera dipisahkan dari ternak sehat, atau dilakukan isolasi,” ujarnya lagi.
Penyakit LSD ini masuk ke wilayah Kalbar sekitar bulan Mei sebelum Idul Adha. Itu karena stok sapi di Kalbar kurang, sehingga banyak sapi luar yang masuk.
Terkait upaya untuk mengasi penyakit Lato-lato atau LSD ini, Tika menyebut Dinas PKPP Mempawah telah memberikan upaya edukasi kepada peternak.
Selain itu, DPKPP Mempawah meningkatkan pengawasan lalu lintas ternak dengan mensyaratkan bahwa sapi yang berasal dari luar Kalbar harus sudah vaksin LSD dan vaksin PMK yang ditandai dengan surat keterangan vaksin.
“Ternak yang masuk juga mesti dilengkapi SKKH/Sertifikat Veteriner serta hasil uji laboratorium,” bebernya.
Karena itu, agar wabah Lato-lato atau LSD tak semakin meluas, Dinas PKPP Mempawah mengimbau agar ternak yang sakit harus segera diisolasi dan tidak boleh dilalulintaskan, serta kemudian diberikan pengobatan suportif, dengan catatan prognosa masih baik, sehingga kemungkinan tingkat kesembuhannya tinggi.