Suaraindo.id– Nelayan di Pontianak perlu tempat menambat kapal sekaligus untuk membongkar ikan hasil tangkapan. Pemkot Pontianak tengah mengkaji dari aspek kewenangan.
Hal itu disampaikan Pj Wali Kota Pontianak, Ani Sosial saat menyalurkan bantuan kepada Kelompok Nelayan Tradisional ‘Lancang Kuning’ di Kecamatan Pontianak Timur, Kota Pontianak, Selasa (21/5/2024).
Bantuan tersebut berupa GPS, radio panggil, cooler box atau peti pendingin tempat menyimpan ikan, jaket pelampung (life jacket) dan lainnya. Bantuan ini sebagai upaya untuk menjaga keselamatan dan memastikan keamanan nelayan selama berlayar menangkap ikan dan hasil laut.
Ani Sofian menuturkan, terkait kebutuhan nelayan tersebut bila terakomodir, maka Pemkot Pontianak juga meminta agar aset yang ada dapat dihibahkan kepada Pemkot untuk mencegah timbulnya persoalan di kemudian hari.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro menjelaskan Terkait usulan para nelayan untuk dibangun tempat menambat kapal di tepian sungai, Bintoro menyebut bahwa kewenangan tersebut berada di Pemerintah Provinsi Kalbar. Ia berharap usulan ini bisa direalisasikan untuk memudahkan para nelayan menambat kapal sekaligus membongkar hasil laut.
“Tetapi arahan dari Pak Pj Wali Kota, untuk penamaan tempat tambat ini harus disesuaikan dengan nomenklatur yang ada dalam Perda. Sehingga para nelayan nantinya bisa menambatkan kapalnya di dekat tempat nelayan istirahat dan sekaligus membongkar hasil dari tangkapan tersebut,” jelasnya.
Bintoro mengatakan keberadaan kelompok nelayan sudah ada sejak lama. Pihaknya pun sudah melakukan identifikasi kebutuhan nelayan seperti sarana dan prasarana alat tangkap nelayan dan sebagainya.
“Dahulu para nelayan baru ada sekitar dua hingga tujuh orang, sekarang jumlahnya sudah bertambah banyak, bahkan sudah memiliki kapal dengan daya 6GT sebanyak 17 kapal,” kata Bintoro.
Guna meningkatkan hasil tangkapan nelayan, Pemkot Pontianak memberikan bantuan berupa GPS, radio panggil, life jacket, cooler box untuk menyimpan hasil tangkapan dan jaring rawai. Dengan adanya bantuan sarana dan prasarana pendukung ini, Bintoro menyebut hasil tangkapan nelayan meningkat hingga 50 persen.
“Kalau dulu berlayar paling lama dua hari, sekarang hingga tujuh hari,” katanya.
Selain bantuan, para nelayan juga mendapat pembinaan dari Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak antara lain tempat pengolahan ikan. Dengan harapan dapat memudahkan masyarakat mengolah ikan menjadi produk-produk olahan. Total ada lima tempat mengolah ikan yang disalurkan hari itu.
Ketua Kelompok Nelayan Tradisional ‘Lancang Kuning’ Daeng Saidi mengatakan kelompok nelayan yang diketuainya sebanyak enam kapal dengan jumlah anggota 15 orang. Aktivitas menangkap ikan dilakukan sepekan sekali dengan tujuan ke Pulau Datok, Karimata, Pulau Baru dan wilayah lainnya yang diperkirakan banyak terdapat hasil laut. Hasil tangkapan yang diperoleh juga tidak menentu, tapi dalam sekali melaut para nelayan membawa hasil tangkapannya paling sedikit sekitar 100 kilogram (kg) atau lebih.
“Paling banyak biasanya kita membawa hasil tangkapan sampai 500kg,” sebutnya.
Ikan-ikan hasil tangkapan nelayan dipasarkan sendiri. Daeng berkata, dengan hasil dari menangkap ikan, para nelayan bisa mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.
“Kami saat ini membutuhkan tempat persinggahan menambat kapal sekaligus untuk bongkar hasil tangkapan ikan yang diperoleh selama berlayar,” pungkasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS