Suaraindo.id– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat (Kalbar) telah mengidentifikasi tiga kabupaten yang terkena dampak banjir paling signifikan, yaitu Kabupaten Landak, Kabupaten Ketapang, dan Kabupaten Sanggau.
Banjir yang melanda wilayah tersebut menyebabkan kerusakan dan memengaruhi ribuan warga.
Kepala Satgas Informasi BPBD Kalbar, Daniel, menegaskan bahwa upaya penanggulangan dan identifikasi penyebab banjir menjadi fokus utama BPBD dalam menangani situasi darurat ini.
“Upaya penanggulangan dan identifikasi penyebab banjir menjadi fokus utama BPBD dalam menangani situasi bencana ini,” katanya melansir dari ANTARA, Selasa(03/09/2024).
Dia merinci dampak banjir di masing-masing kabupaten. Di Kabupaten Landak, sekitar 7.100 warga terdampak dengan kerusakan yang melanda 22 dusun dan 10 desa. Kabupaten ini tercatat sebagai wilayah dengan dampak paling parah, khususnya di Desa Daring, di mana kedalaman air mencapai 50 hingga 100 cm selama tiga hari terakhir.
Di Kabupaten Sanggau, banjir mempengaruhi 232 kepala keluarga (KK) atau sekitar 856 orang, dengan kedalaman air maksimum mencapai 50 cm. Sementara itu, di Kabupaten Ketapang, meski kondisi air mulai surut di beberapa lokasi, dampak banjir tetap dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Di antara ketiga kabupaten, Kabupaten Landak adalah yang paling parah terkena dampak banjir. Di Desa Daring, kedalaman air mencapai 50 hingga 100 cm selama tiga hari terakhir,” tuturnya.
Di Kabupaten Sanggau, katanya, kedalaman air relatif lebih rendah, dengan maksimum mencapai 50 cm. Untuk Kabupaten Ketapang, kondisi air mulai menunjukkan perbaikan, dengan surutnya air di beberapa daerah.
Daniel menambahkan pemerintah daerah telah menyediakan tempat pengungsian bagi masyarakat yang terdampak banjir. Meski banjir merupakan bencana yang sering terjadi, masyarakat setempat telah mempersiapkan diri dengan baik, termasuk dengan menambahkan lantai dua di rumah mereka untuk mengantisipasi kemungkinan banjir.
Untuk jangka pendek, BPBD Kalbar berfokus pada pemberian bantuan logistik, medis, dan tempat pengungsian.
Namun, untuk jangka panjang, BPBD tengah mengidentifikasi penyebab utama banjir yang melanda ketiga kabupaten tersebut.
Daniel menjelaskan salah satu penyebab utama banjir adalah pendangkalan anak-anak sungai, baik yang terjadi secara alami maupun akibat aktivitas manusia. Oleh karena itu, BPBD Kalbar telah melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan normalisasi sungai-sungai yang terdampak.
“Pendangkalan sungai menjadi masalah serius yang harus segera ditangani. Kami berkomitmen untuk bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi masalah ini dan mencegah bencana serupa di masa depan,” katanya.
Dengan langkah-langkah tersebut, BPBD Kalbar berharap dapat mengurangi dampak bencana banjir dan meningkatkan kesiapsiagaan serta respons terhadap bencana di masa yang akan datang.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS