Suaraindo.id – Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menargetkan percepatan penurunan angka stunting dengan menetapkan 26 desa sebagai lokus fokus penanganan stunting di tahun 2024. Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk menurunkan prevalensi stunting di wilayah tersebut.
Kepala Bidang KB Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3KB) Kubu Raya, Nani Nila Kusuma, menjelaskan bahwa desa-desa yang terpilih sebagai lokus stunting tersebar di berbagai kecamatan, seperti Kecamatan Terentang, Sungai Raya, Sungai Kakap, Batu Ampar, Sungai Ambawang, Teluk Pakedai, Kuala Mandor B, dan Kubu.
“Desa lokus stunting ini tersebar di berbagai kecamatan di Kubu Raya, dan penetapannya bertujuan untuk memastikan intervensi yang lebih fokus dan efektif,” ujar Nani Nila Kusuma, Kamis (24/10/2024).
Beberapa desa yang menjadi fokus di Kecamatan Terentang meliputi Desa Betuah, Teluk Empening, Terentang Hilir, Sungai Radak Satu, Permata, dan Radak Baru. Sementara di Kecamatan Sungai Raya, desa yang ditargetkan antara lain Sungai Raya Dalam, Mekar Sari, Kuala Dua, dan Limbung. Desa-desa lain tersebar di kecamatan seperti Sungai Kakap, Batu Ampar, Sungai Ambawang, Teluk Pakedai, Kuala Mandor B, dan Kubu.
Nani menjelaskan, pihak DP3KB akan melaksanakan audit kasus stunting pada keluarga yang berisiko, seperti calon pengantin, bayi dua tahun (baduta), ibu hamil, serta ibu pasca persalinan. Audit ini dilakukan bersama tim pakar yang terdiri dari dokter anak, ahli gizi, dokter kandungan, dan psikolog untuk menetapkan tindakan yang tepat.
Selain itu, Nani menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memastikan bahwa setiap desa dengan angka stunting tinggi mendapatkan intervensi yang sesuai, baik intervensi spesifik maupun sensitif.
“Semua pihak akan bergerak bersama. Setiap sektor memiliki peran dalam upaya penanganan stunting,” tambahnya.
Sekretaris Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar, Muslimat, juga menyampaikan komitmen BKKBN dalam percepatan penurunan stunting melalui berbagai program, seperti Bangga Kencana, pendampingan calon pengantin, penyuluhan keluarga, penguatan posyandu, dan kerja sama lintas sektor.
Kabupaten Kubu Raya sendiri menargetkan penurunan angka prevalensi stunting dari 25,4 persen pada 2023 menjadi 22,98 persen di 2024, atau turun sebesar 2,42 persen. Sekretaris Daerah (Sekda) Kubu Raya, Yusran Anizam, optimistis target ini dapat tercapai melalui intervensi yang terkoordinasi, terpadu, dan tepat sasaran.
“Dengan kerja sama dan intervensi yang terukur, kami yakin angka stunting di Kubu Raya akan terus turun secara signifikan,” ungkap Yusran.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kubu Raya telah menunjukkan penurunan yang konsisten, dari 40,3 persen pada 2021, menjadi 27,6 persen di 2022, dan turun lagi menjadi 25,4 persen di tahun 2023.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS