Dalam Rangka Bulan Sya’ban, MWC NU Tiga Kecamatan Napak Tilas Ulama

  • Bagikan
Pengurus MWC NU tiga Kecamatan saat melakukan Tapak Tilas dalam Rangka Menyambut Bulan Sya'ban. (Suaraindo.id/Adang Hamdan)

Suaraindo.id – Sebanyak 53 mobil dan puluhan motor beriringan dalam konvoi ziarah akbar yang digelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) dari tiga Kecamatan Sungai Melayu Rayak, Pemahan, dan Tumbang Titi.

Kegiatan ini menjadi ajang penghormatan terhadap para ulama dan syuhada yang telah meletakkan dasar keislaman di wilayah tersebut.

Ketua MWC NU Sungai Melayu Rayak, Ustaz Juwaini Ahmad, menjelaskan Ziarah Akbar ini awalnya merupakan program rutin MWC-nya untuk berziarah ke makam alim ulama di sekitar Kabupaten Ketapang.

“Tahun ini, kami berkolaborasi dengan dua MWC lainnya untuk memperluas jangkauan dan mempererat ukhuwah di antara warga NU,” ujarnya.

Rombongan yang dipandu oleh Abu Haira sebagai pengarah kegiatan, memulai perjalanan dari makam Panglima Tentemak di Desa Pengatapan, lalu menuju Makam Haji Muhammad Said, ulama kharismatik pendiri Kampung Tumbang Titi yang wafat pada 1902. Ziarah ditutup di Makam Pahlawan Daerah Uti Usman di Dusun Pengancing, Desa Segar Wangi.

Selama perjalanan, anggota Polsek Tumbang Titi turut serta dalam mengawal dan mengatur kelancaran konvoi besar ini, memastikan perjalanan berlangsung aman dan tertib.

Ketua panitia, Adi Mursal dari Yayasan Laskar Kedang Serikat, menyatakan ziarah ini bukan hanya ritual tahunan, tetapi juga bentuk penghormatan kepada para ulama yang telah berjasa dalam membangun masyarakat.

“Kami ingin kegiatan ini terus berkembang dan melibatkan lebih banyak peserta, terutama generasi muda agar mereka semakin mengenal sejarah Islam di daerah ini,” katanya.

Momen spesial dalam acara ini adalah peluncuran buku tentang Haji Muhammad Said, yang ditulis oleh Agus Kurniawan. Buku ini mengabadikan sejarah dan kiprah ulama besar tersebut dalam menyebarkan nilai keislaman dan kebangsaan.

Rahmad, seorang peserta ziarah, menilai bahwa kegiatan ini memiliki nilai tambah karena tidak hanya melaksanakan ritual berdoa, tetapi juga menambah wawasan sejarah.

“Selain mendoakan para ulama dan syuhada, kami juga mendapat banyak pengetahuan sejarah dari pemaparan Agus Kurniawan tentang perjuangan mereka. Ini sangat berharga, terutama bagi generasi muda,” ujar Rahmad.

Seorang anggota Muslimat NU, juga merasa terharu dengan kegiatan ini.

“Ziarah ini mengingatkan kita akan perjuangan para ulama dalam membangun masyarakat.

Semoga tradisi ini terus berlanjut dan semakin banyak yang ikut berpartisipasi,” tuturnya.

Dengan ratusan peserta dan konvoi besar, Ziarah Akbar MWC NU 2025 menjadi bukti bahwa warisan para ulama tetap hidup dan terus menginspirasi generasi mendatang.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan