Polda NTB Antisipasi Pemahaman Ekstremisme, Radikalisasi, dan Intoleransi dalam Masyarakat

  • Bagikan

SUARAINDO.ID —– Dalam acara diskusi yang digelar Forum Jurnalis Lombok Timur, bersama Polda Nusa Tenggara Barat menekankan pentingnya pemahaman tentang ekstremisme, yang menjadi ancaman dalam kehidupan sosial, politik, dan agama.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Bangkebangpoldagri) Lombok Timur, H. Mustafa menjelaskan ekstremisme dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan ciri-cirinya dapat dikenali melalui perilaku serta pandangan yang mengarah pada pemikiran yang berlebihan, khususnya dalam hal keyakinan dan tindakan.

Mengenai ekstremisme dan radikalisasi adalah salah satu bentuk yang sering terjadi. Radikalisme merujuk pada pemikiran atau paham yang berusaha mengubah keadaan dengan cara kekerasan, dan hal ini berbahaya bagi kelangsungan masyarakat.

Penyebab utama radikalisasi, menurut narasumber, adalah adanya pemahaman agama yang terlalu kaku, yang berujung pada doktrin ekstremis dan intoleransi terhadap pandangan orang lain. Kelompok-kelompok yang mendukung radikalisasi sering kali menutup diri dari pandangan yang berbeda dan lebih memilih jalan yang mengarah pada kekerasan.

Intoleransi juga menjadi salah satu karakteristik dari ekstremisme. Dalam konteks ini, intoleransi diartikan sebagai ketidakmampuan untuk menghargai atau menerima perbedaan pendapat, baik itu terkait suku, ras, agama, ataupun budaya.

Kurangnya pemahaman terhadap perbedaan, pengetahuan agama yang sempit, dan pengutamaan norma agama tertentu sering kali menjadi penyebab munculnya intoleransi ini. Kelompok yang terpengaruh oleh intoleransi sering menutup diri dari interaksi sosial dan lebih memilih untuk menghindari diskusi terbuka mengenai perbedaan.

Selain itu, terorisme juga merupakan bentuk ekstremisme yang meresahkan masyarakat. Terorisme adalah tindakan kekerasan yang dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kepentingan tertentu, dengan cara mengancam dan merusak. Pemahaman yang sempit dan fanatik terhadap agama sering kali menjadi salah satu alasan seseorang terjerumus dalam terorisme, di mana mereka merasa bahwa hanya agama mereka yang benar dan harus diterima oleh semua orang.

Penyebab dari terorisme ini seringkali berakar pada keyakinan bahwa agama mereka lebih tinggi dari kepentingan lainnya, serta keyakinan untuk menggunakan kekerasan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

Pemahaman yang sempit dan sering kali mengkafirkan orang lain menjadi bagian dari pola pikir teroris, yang kemudian membawa pada tindakan-tindakan destruktif.

Diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai tantangan besar yang dihadapi masyarakat dalam menjaga toleransi dan menghindari ekstremisme.

Untuk itu, penting bagi setiap individu untuk mengedepankan rasa saling menghargai, memperluas pengetahuan, serta menghindari pandangan sempit yang dapat merugikan bersama.

Penulis: NanangEditor: Redaksi
  • Bagikan