Gubernur NTB: SMK/SMA Harus Menghasilkan Tenaga Kerja, Bukan Pengangguran

  • Bagikan

SUARAINDO.ID —- Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Iqbal menegaskan pentingnya pendidikan yang relevan dengan dunia kerja, khususnya bagi para pelajar SMK dan SMA.

Dalam kunjungan Safari Ramadhan, Gubernur mengungkapkan bahwa banyak anak-anak yang memilih SMA dengan harapan bisa langsung bekerja setelah lulus. Namun, SMA tidak dirancang untuk membekali lulusannya dengan keterampilan langsung bekerja.

“Jika tujuannya untuk bekerja, maka sebaiknya pilih SMK, karena SMK lebih banyak memberikan keterampilan yang siap pakai di dunia kerja. Sementara SMA lebih fokus pada persiapan kuliah,” ujarnya.

Gubernur juga menekankan, meskipun SMK menghasilkan pengangguran, setidaknya lulusan SMK memiliki keterampilan atau ‘soft skill’ (keterampilan lunak) yang lebih siap terjun ke dunia kerja.

Menurut Gubernur, selama ini pendekatan dalam membangun SMK di NTB lebih bersifat reaktif, yakni dengan membuka berbagai jurusan berdasarkan intuisi, tanpa kajian mendalam mengenai kebutuhan industri.

“Kami cenderung membuat SMK berdasarkan perkiraan, seperti memilih jurusan pariwisata atau kuliner karena tren. Namun, kita tidak mengkaji lebih jauh kebutuhan pasar kerja,” katanya.

Ke depan, Gubernur berencana untuk memperbaiki sistem pendidikan di SMK dengan pendekatan yang lebih berbasis pada kebutuhan industri. Akan ada kerja sama dengan industri untuk mengetahui standar pekerjaan dan sertifikasi yang dibutuhkan. Karena Ini akan menjadi acuan bagi pengembangan jurusan dan kurikulum SMK.

Di beberapa negara, seperti Jepang, Korea, dan Taiwan, menghadapi masalah serupa dengan NTB, yakni berkurangnya jumlah tenaga kerja produktif. Oleh karena itu, negara-negara tersebut mencari tenaga kerja dari luar, termasuk dari Indonesia.

Gubernur melihat peluang besar bagi NTB untuk memanfaatkan bonus demografi, di mana usia produktif jauh lebih besar daripada usia non-produktif.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi adalah kurangnya keterampilan dan sertifikasi yang memenuhi standar internasional.

“Selama ini, kita tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh negara pengguna. Karena itu, kami berencana untuk memperbaiki hal ini dengan melibatkan industri langsung dalam pelatihan dan sertifikasi,” jelasnya.

Gubernur juga menekankan pentingnya komitmen semua pihak, termasuk kepala sekolah dan guru, untuk mempersiapkan lulusan yang siap kerja.

“Sekolah bukan hanya milik pemerintah, tetapi milik kita bersama. Kita harus menjaga dan mengelola dengan serius agar bisa menghasilkan generasi yang siap bersaing di dunia kerja,” katanya.

Melalui upaya ini, diharapkan NTB dapat menciptakan lulusan yang tidak hanya mengurangi angka pengangguran, tetapi juga siap bersaing di tingkat nasional maupun internasional.

Penulis: NanangEditor: Redaksi
  • Bagikan