SUARAINDO.ID —- Aktivitas belajar mengajar di SDN 6 Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur, terganggu akibat ambruknya atap bangunan sekolah.
Sebanyak tiga ruang kelas mengalami rusak parah, tiga ruangan lainnya rusak ringan akibatnya tidak bisa ditempati proses belajar mengajar.
Akibatnya, sebanyak 140 siswa terpaksa mengikuti kegiatan belajar di luar ruangan, hingga diparkiran sepeda motor guru, dan sebagian di rumah warga yang kosong.
Kepala SDN 6 Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur Muksin mengatakan, kejadian ambruknya atap sekolah secara tiba tiba.
Selain itu, pada hari kejadian, kondisi cuaca membaik.
Namun pihak sekolah melakukan antisipasi, dengan tidak menempati ruang kelas untuk belajar sejak masuk paska libur panjang bulan Ramadan.
Semua siswa belajar diluar saat kejadian, karena kondisi bangunan sekokah sudah memperihatinkan. Atas kejadian tersebut, tidak ada korban dari kalanfan siswa maupun guru.
Menurut Muksin, bangunan yang ambruk sebenarnya sudah tidak layak ditempati karena kondisinya membahayakan. Bagian atap rusak parah, serta pada bagian kiri dan kanan dari bangunan utama juga mengalami kerusakan yang serupa.
Beberapa plafon sudah menunjukkan tanda-tanda rusak, sebelum kejadian. Bahkan, pihak sekolah sering mengajukan ke Dinas terkait untuk dilakukan perbaikan, namun tidak ditanggapi.
Untuk sementara, pihak sekolah mengarahkan para siswa belajar di berbagai tempat seadanya seperti di halaman sekolah, tempat parkir, berugak (gazebo), hingga dititipkan dirumah warga yang sedang kosong.
”Siswa kami terpaksa belajar di luar kelas,” sambung Muksin, Jumat 11 April 2025.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran terutama saat hujan turun, begitu juga pada cuaca panas karena tidak ada tempat berteduh yang layak.
Pihak sekolah berharap, agar pemerintah segera memberikan perhatian dan bantuan perbaikan gedung, agar proses pembelajaran bisa kembali berjalan normal dan aman bagi para siswa.
Salah seorang siswa SDN 6 Batuyang Sirin mengaku, tidak bisa belajar dengan nyaman karena harus belajar di halaman sekolah.
Sejak ambruknya atap sekolah, sekarang semua siswa belajar di luar, tidak ada tempat berteduh.
”Kami ingin sekolah ini diperbaiki supaya bisa belajar dengan tenang,” ungkap Sirin saat ditemui di SDN 6 Batuyang.