SUARAINDO.ID —— Guru dan Ratusan Siswa SDN 6 Batuyang Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur antusias mengikuti kegiatan simulasi penanganan dan penyelamatan bencana gempa bumi yang berlangsung di sekolah setempat.
Simulasi dilaksanakan dan diikuti secara langsung pada hari Sabtu dan Senin, yang dipandu oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Selasa 29 April 2025.
Kepala SDN 6 Batuyang, Muksin menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada seluruh siswa dan tenaga pendidik mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum, saat, dan setelah terjadi bencana alam, seperti banjir maupun gempa bumi.
“Tujuannya agar semua pelajar dan guru memiliki pengetahuan dasar tentang tata cara menyelamatkan diri saat terjadi gempa, sehingga dapat meminimalisasi risiko musibah,” ujar Muksin, Selasa 29 April 2025.
Antusiasme warga sekolah terhadap kegiatan ini sangat tinggi. Awalnya, pihak sekolah hanya menargetkan 70 peserta. Namun, pada hari pelaksanaan, seluruh warga sekolah, termasuk semua guru dan siswa dari kelas 1 hingga kelas 9, turut serta dalam simulasi.
“Alhamdulillah, kegiatan berjalan dengan cukup baik. Semua sangat antusias,” tambah Muksin.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya peningkatan kesadaran bencana di lingkungan sekolah, sejalan dengan program edukasi kebencanaan yang dicanangkan oleh BNPB secara nasional.
Lebih lanjut Muksin mengatakan, simulasi penanganan dan penyelamatan bencana dinilai penting dilakukan secara rutin di lingkungan sekolah, guna meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan siswa sejak dini dalam menghadapi berbagai musibah kebencanaan.
Siswa merupakan kelompok rentan yang perlu dibekali pemahaman praktis tentang apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
“Simulasi seperti gempa bumi, kebakaran, maupun banjir sangat penting agar anak-anak tidak panik dan tahu langkah penyelamatan yang tepat,” ujarnya, Selasa 29 April 2025.
Simulasi ini melibatkan unsur sekolah, BPBD, serta tenaga medis. Kegiatan tersebut disusun menyerupai kondisi darurat sebenarnya, mulai dari sirene peringatan, evakuasi, hingga penanganan korban.
Muksin menyatakan, siswa sangat antusias mengikuti simulasi dan menunjukkan peningkatan pemahaman penanganan korban saat kegiatan dilakukan.
“Anak-anak jadi tahu cara berlindung saat gempa, jalur evakuasi, dan pentingnya tidak panik,” katanya.
Simulasi penanganan bencana juga merupakan bagian dari upaya mitigasi risiko yang dianjurkan pemerintah melalui program Sekolah Aman Bencana.
Selain menanamkan sikap tanggap, kegiatan ini juga membentuk karakter peduli dan bertanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain.
Muksin berharap, kegiatan ini dapat dijadikan agenda rutin tahunan di seluruh sekolah, tidak hanya sebagai bentuk edukasi, tetapi juga sebagai upaya membangun budaya sadar bencana sejak dini.