Suaraindo.id – Sejak hampir satu abad terakhir, Dusun Gunung Kruing, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, dikenal sebagai sentra produksi arang bakau di Kalimantan Barat. Profesi sebagai petani arang bahkan menjadi mata pencaharian turun-temurun bagi masyarakat setempat sejak tahun 1922.
Namun, sejak satu tahun terakhir, aktivitas produksi arang di wilayah tersebut nyaris lumpuh total. Tungku-tungku pembakaran yang dulunya ramai kini sunyi, tak lagi terlihat asap mengepul, dan kehidupan ekonomi masyarakat setempat pun terdampak.
“Kami tidak bisa membuat arang karena pembeli tidak ada, sedangkan kebutuhan hidup tetap jalan. Bahkan salah satu tungku arang roboh karena lama tak digunakan,” ungkap Made, seorang pembuat arang bakau, Selasa (08/07/2025).
Akibat berhentinya produksi, banyak warga terpaksa beralih profesi. Sebagian menjadi pekerja sawit, nelayan, hingga buruh serabutan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun, mayoritas warga mengaku lebih nyaman menjadi petani arang karena bisa tetap tinggal dekat keluarga.
“Sebenarnya warga lebih menyukai membuat arang. Kami bisa bersama keluarga, tidak merantau jauh. Tapi sekarang tidak ada pilihan,” tambah Made.
Meski menggunakan batang pohon bakau sebagai bahan baku utama, warga menegaskan bahwa penebangan dilakukan secara selektif dan berkelanjutan, yakni hanya menebang bakau yang sudah tua dan tidak produktif. Rehabilitasi dan penanaman kembali juga terus dilakukan melalui Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD).
“Tahun ini kami ajukan penanaman kembali 4.000 bibit bakau. Ini bagian dari tanggung jawab kami untuk menjaga keberlanjutan hutan,” ujar Edi, Ketua RT Dusun Gunung Kruing.
Edi menjelaskan bahwa sekitar 3.000 Kepala Keluarga dari tiga dusun di kawasan tersebut bergantung pada industri arang. Mandeknya produksi selama setahun terakhir menyebabkan aktivitas di Pasar Batu Ampar melemah, dan efeknya menjalar hingga ke sektor lain.\
“Kami berharap ada legalitas yang jelas terkait bahan baku bakau. Jika ada kejelasan hukum, masyarakat bisa kembali berproduksi dan ekonomi bisa pulih,” tegas Edi.
Masyarakat Dusun Gunung Kruing kini menanti dukungan kebijakan dari pemerintah agar mereka bisa melanjutkan tradisi sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Legalitas dan pasar yang stabil menjadi kunci agar arang bakau Batu Ampar kembali bergeliat.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS