SUARAINDO.ID —– Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025, ratusan anak dari berbagai desa di Lombok Tengah melakukan long mark menyuarakan penolakan terhadap praktik perkawinan anak.
Giat ini mengusung tema “Tolak Jadi Target Perkawinan Anak”.
Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Yayasan Gemilang Sehat Indonesia, Forum Anak Lombok Tengah, serta Forum Anak Desa Labulia, Jelantik, Tumpak, dan Pengengat, sebagai bagian dari inisiatif Power to Youth yang mendorong kepemimpinan dan keberdayaan remaja untuk melawan ketidakadilan sosial.
”Kami bukan objek adat. Kami adalah subjek perubahan. Perkawinan anak menghentikan mimpi dan masa depan kami. Kami menolak menjadi target perkawinan anak,” tegas Miza, Ketua Forum Anak Desa Tumpak.
Miza menegaskan, perkawinan anak bukan bagian dari budaya Sasak, melainkan bentuk kekerasan struktural yang melanggar hak anak.
Sementara itu, Bupati Lombok Tengah, Fathul Bahri menyatakan, mendukung penuh gerakan anak-anak.
Fathut Bahri berkomitmen untuk memperkuat sinergi antar sektor dalam mencegah perkawinan anak di Kabupaten Lombok Tengah.
”Kami mendengar suara kalian, dan kami berkomitmen untuk hadir dan bekerja bersama kalian dalam melindungi hak-hak anak di Lombok Tengah,” Ujar Bupati.
Kegiatan tersebut menjadi penegasan, bahwa suara anak memiliki kekuatan nyata dalam mendorong perubahan sosial.
Melalui gerakan “Power to Youth” anak-anak dan remaja di Lombok Tengah menunjukkan peran aktif sebagai agen perubahan yang tidak hanya didengar, tetapi juga diikutsertakan dalam pengambilan kebijakan.