Minim Dukungan, Pokdarwis Tanjung Api di Sambas Tetap Giat Lestarikan Penyu Lewat Wisata Edukatif

  • Bagikan
Keterbatasan dana dan minimnya dukungan Pokdarwis andalkan wisata edukasi untuk terus lestarikan penyu.SUARAINDO.ID/SK

Suaraindo.id – Di tengah keterbatasan dana dan minimnya dukungan pemerintah, semangat sekelompok warga pesisir di Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, untuk melestarikan penyu tak pernah surut. Di bawah naungan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tanjung Api, mereka terus menjaga keberlangsungan satwa langka tersebut yang semakin terancam di perairan Kalimantan Barat.

Sejak tahun 2022, Pokdarwis Tanjung Api melakukan langkah kreatif dengan mengubah kawasan konservasi penyu menjadi destinasi wisata edukatif. Langkah ini bukan sekadar untuk menarik kunjungan wisatawan, melainkan juga untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian penyu.

“Kami sadar tidak bisa bergantung terus pada bantuan. Karena itu, kami ubah kawasan konservasi menjadi tempat edukasi supaya masyarakat bisa terlibat langsung dalam kegiatan pelestarian,” ujar salah satu pengurus Pokdarwis Tanjung Api, Jumat (17/10/2025).

Berbeda dengan objek wisata pada umumnya, kawasan konservasi ini tidak memungut tiket masuk, melainkan menerapkan sistem donasi sukarela. Setiap pengunjung yang datang untuk melihat atau ikut dalam kegiatan pelepasan tukik (anak penyu) dapat memberikan sumbangan sesuai kemampuan mereka.

“Menarik tarif resmi tidak diperbolehkan. Jadi kami buat sistem donasi agar tetap sesuai aturan, sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa kegiatan sosial seperti ini juga membutuhkan biaya,” jelasnya.

Dana hasil donasi tersebut digunakan untuk membeli pakan penyu dan kebutuhan operasional penjaga pantai yang setiap hari memantau area peneluran dan pelepasan tukik.

Dukungan pemerintah, menurutnya, sejauh ini masih terbatas pada aspek administratif. Sementara bantuan dana konservasi sudah tidak lagi tersedia karena kewenangan pengelolaan kini berada di tingkat provinsi. Untuk menutupi kebutuhan di lapangan, Pokdarwis Tanjung Api berupaya menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

“Kadang ada bantuan, kadang tidak. Jadi kami harus terus berinovasi supaya kegiatan konservasi tetap berjalan,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa keberhasilan pelestarian penyu tidak hanya bergantung pada jumlah tukik yang dilepaskan ke laut, tetapi juga pada kesejahteraan para pengelola dan relawan yang bekerja tanpa pamrih di lapangan.

“Pelestarian bukan hanya soal penyu, tapi juga tentang orang yang menjaga. Kalau mereka lelah dan berhenti, siapa lagi yang akan peduli?” tegasnya.

Upaya Pokdarwis Tanjung Api menjadi contoh nyata bagaimana inisiatif masyarakat lokal mampu menjaga kelestarian lingkungan dengan cara mandiri dan kreatif, sekaligus menggabungkan nilai edukasi, konservasi, dan pariwisata berkelanjutan di pesisir Kalimantan Barat.

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

  • Bagikan