Suaraindo.id– Jalan nasional di Anjongan Mempawah Kalimantan Barat yang menjadi wilayah Desa Anjungan Dalam kerap banjir jika hujan mengguyur deras ditambah lagi air laut pasang.
Kepala Desa Anjungan Dalam Andi Wiyata mengungkapkan jika hujat lebat 3-4 hari, maka jalan nasional Anjongan akan terendam air sehingga arus transportasi masyarakat menjadi terganggu.
“Kondisi banjir makin parah apabila di saat yang sama ada pasang laut. Banjir bisa berhari-hari dan ini menjadi keluhan masyarakat, termasuk pengguna jalan raya,” ujar Andi Wiyata di Mempawah, Senin (8/7/2024).
Andi Wiyata menyebut, salah satu penyebab banjir ini adalah kondisi Sungai Anjongan yang kini ditutupi oleh gulma.
“Saya sudah cek lapangan, Sungai Anjongan yang membelah Desa Anjungan Dalam (Kecamatan Anjongan) dan Desa Galang hingga Desa Sungai Rasau (Kecamatan Sungai Pinyuh), kini semakin memprihatinkan karena tertutup gulma,” ujarnya.
Akibat dipenuhi gulma dan semak-semak tersebut, aliran Sungai Anjongan sepanjang 3 kilometer menjadi tidak lancar sehingga salah satu penyebab banjir jika diguyur hujan.
Ia mengakui, upaya normalisasi sudah beberapa kali dilakukan Pemerintah Kabupaten Mempawah, khususnya melalui proyek aspirasi (sekarang pokir) Anggota DPRD Mempawah pada 2012 dan 2017.
“Namun upaya normalisasi masih belum maksimal, sehingga dalam waktu tak lama gulma tumbuh kembali dan menutupi Sungai Anjongan sehingga aliran air tersumbat,” ungkap Andi Wiyata.
Atas keprihatinan melihat kondisi Sungai Anjongan, Andi Wiyata mengaku telah berkoordinasi dengan Bidang SDA Dinas PU Provinsi Kalbar.
Hanya saja, ia mendapat jawaban bahwa upaya normalisasi bukan wewenang Dinas PU Provinsi Kalbar karena Sungai Anjongan masuk dalam kategori wilayah tanah gambut.
“Jadi normalisasi Sungai Anjongan merupakan wewenang Kementerian Lingkungan Hidup. Di sini lah saya berharap segera ada solusi dari pihak-pihak terkait, termasuk Pemkab Mempawah hingga kementerian,” ujarnya.
Sebab untuk normalisasi dengan Dana Desa, lanjut dia, jelas tidak diperbolehkan. Program Provinsi Kalbar juga tidak bisa.
“Sementara kondisi sungai yang dipenuhi gulma makin memprihatinkan. Bahkan Anda bisa berjalan di atas sungai saking tebalnya gulma dan semak-semak,” tegasnya.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS