Suaraindo.id – Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, Harisson, secara resmi membuka Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Tim Pengendali Inflasi Pangan (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se-Kalimantan Tahun 2024. Acara ini mengusung tema “Sinergi Kebijakan Pusat dan Daerah Mewujudkan The New Kalimantan,” dan berlangsung di Aula Keriang Bandong, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Barat, pada Selasa (22/10/2024).
Rakorwil TPID adalah agenda tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan sinergi antar TPID di Kalimantan, seiring dengan perkembangan inflasi yang perlu mendapat perhatian di tengah dinamika kebijakan moneter global. Kegiatan ini juga mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Dalam sambutannya, Pj Gubernur Harisson mengungkapkan bahwa angka inflasi provinsi se-Kalimantan pada bulan September 2024 tetap stabil dan terkendali di angka sasaran 2,51 persen. Rincian inflasi masing-masing provinsi di Kalimantan adalah: Kaltim (2,16 persen), Kalsel (1,98 persen), Kalbar (1,79 persen), Kaltara (1,74 persen), dan Kalteng (1,45 persen). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa rendahnya tingkat inflasi tersebut didorong oleh deflasi pada komoditas dengan harga bergejolak.
“Rekomendasi hasil rakorwil tahun 2022 lalu di Kalimantan Selatan yang mengangkat tema ‘Meningkatkan Peran Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam Menjaga Ketahanan Pangan dan Mendukung Pengendalian Inflasi Daerah’ telah terlaksana dengan baik,” jelasnya. Ia menambahkan bahwa beberapa kesepakatan dari rakorwil tersebut sudah direalisasikan, termasuk operasi pasar dan gerakan pangan murah.
Pj Gubernur Harisson berharap Rakorwil tahun ini dapat menghasilkan rekomendasi dan kebijakan yang memperkuat sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di Kalimantan. “Kita perlu mengembangkan inovasi-inovasi kebijakan baru untuk mengatasi tantangan yang dihadapi daerah, seperti perubahan iklim, fluktuasi harga komoditas, dan perkembangan teknologi,” ujarnya.
Ia menekankan keberhasilan Provinsi Kalimantan Barat dalam mengendalikan inflasi tidak terlepas dari strategi 4K: Ketersediaan Pasokan Bahan Pokok, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. “Strategi yang kita terapkan harus berjalan baik agar inflasi tetap terjaga,” tambahnya.
Di hadapan para peserta Tim TPID Kalbar, Harisson menekankan pentingnya pengendalian inflasi berdasarkan etiologi atau sumber penyebab inflasi. “Kita harus fokus pada efisiensi dalam penerapan program-program untuk menjaga angka inflasi,” tutupnya.
Menutup arahannya, Pj Gubernur Harisson mengajak seluruh Tim TPID untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masa depan dengan komitmen yang kuat dan sinergi yang lebih erat antara semua pihak guna menjaga stabilitas ekonomi di Wilayah Kalimantan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan BI Kalimantan Barat, Kepala Perangkat Daerah anggota TPID Provinsi Kalimantan Barat, para Sekretaris Daerah, serta Ketua Harian TPID dari lima Kabupaten/Kota IHK se-Kalimantan Barat dan jajaran Forkopimda Provinsi Kalbar. Narasumber dari Direktur Stabilisasi Pasokan & Harga Pangan dan BPS Provinsi Kalimantan Barat juga diundang untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS