Suaraindo.id – Aksi sejumlah pria dewasa yang merokok sembarangan di dalam kabin kapal klotok rute Rasau Jaya (Kubu Raya) menuju Teluk Batang (Kayong Utara) menuai protes keras dari penumpang lain. Kejadian ini terjadi pada Rabu malam, 23 Juli 2025, dan sempat membuat seorang ibu penderita asma mengalami sesak napas akibat paparan asap rokok.
Kejadian ini terjadi di ruang kabin penumpang saat kapal tengah berlayar. Meski larangan merokok sudah terpampang jelas di dinding belakang, sejumlah pria tetap asyik menghisap rokok sambil bermain kartu domino dan berbincang santai. Teguran dari sesama penumpang pun tak diindahkan.
“Siapa yang larang, suruh ke sini. Kita kan sama-sama bayar. Kalau mau enak carter saja,” ucap salah satu perokok dengan nada menantang ketika ditegur.
Sikap acuh ini membuat sejumlah penumpang, terutama perempuan, merasa terintimidasi. Aseanty Pahlevi, seorang penumpang yang saat itu berada di kabin, mengaku kecewa atas sikap para perokok yang dinilainya tidak punya empati terhadap penumpang lain.
“Sudah saya tegur, tapi jawabannya seperti itu. Coba kalau yang menegur laki-laki, mungkin mereka diam. Tapi karena saya perempuan, malah dijawab seenaknya,” ujar Levi, sapaan akrab Aseanty.
Levi, yang tengah dalam perjalanan kerja ke Kayong Utara, memilih menggunakan kapal klotok agar bisa beristirahat selama perjalanan. Namun kenyamanan yang diharapkan pupus akibat kepulan asap rokok di ruang tertutup.
“Sudah jelas ada larangan merokok di dalam kapal. Tapi mereka merokok seenaknya tanpa peduli kondisi orang lain. Ini ruang umum, bukan tempat pribadi,” tegasnya.
Yang paling terdampak dari ulah tak bertanggung jawab itu adalah seorang ibu yang duduk tak jauh dari kelompok perokok. Akibat asap yang terus mengarah ke arahnya, asmanya kambuh hingga mengalami sesak napas.
“Akhirnya saya ajak ibu itu pindah tidur dekat saya, karena dia benar-benar kesulitan bernapas. Saya khawatir keadaannya makin parah,” ucap Levi.
Levi berharap pihak pengelola kapal tidak hanya sebatas memasang tanda larangan merokok, tetapi juga menegakkan aturan dengan pengawasan yang nyata. Ia menilai jika aturan sederhana seperti larangan merokok saja diabaikan, maka ada potensi pelanggaran lain yang lebih membahayakan.
“Kalau larangan merokok saja dilanggar, bagaimana dengan aturan keselamatan lainnya? Harus ada ketegasan dari pengelola maupun pemerintah. Ini menyangkut kenyamanan dan kesehatan semua penumpang,” tandasnya.
Insiden ini menyoroti lemahnya pengawasan dan penegakan aturan dalam transportasi laut antarpulau yang masih menjadi pilihan utama bagi banyak warga Kalimantan Barat. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan turun tangan untuk menertibkan dan mengawasi fasilitas umum demi menciptakan perjalanan yang aman dan nyaman bagi semua penumpang.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pengelola kapal klotok terkait kejadian tersebut.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS