Dosen Fisip Untan Pontianak jadi Narasumber Diskusi Pakar Bappenas

  • Bagikan
Diskusi Pakar dengan Tema “Arah Kebijakan Pembangunan Kawasan Perbatasan Tahun 2045, kegiatan dilaksanakan secara hibrid (luring maupun daring) bertempat di Hotel Ibis Yogyakarta, pada Kamis (1/12/2022).

Suaraindo.id – Guna Persiapan Penyusunan RPJPN Tahun 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029 Direktorat Aparatur Negara dan Transformasi Birokrasi Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Diskusi Pakar dengan Tema “Arah Kebijakan Pembangunan Kawasan Perbatasan Tahun 2045, kegiatan dilaksanakan secara hibrid (luring maupun daring) bertempat di Hotel Ibis Yogyakarta, pada Kamis (1/12/2022).

Diskusi dibuka Direktur Regional II Mohammad Roudo, ST, MPP, Ph.D, dengan narasumber Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama BNPP, Prof. Dr. Suratman, M.Sc Tim Pengarah Pusat Kajian Permukiman, Transmigrasi, dan Perbatasan UGM, Dr. Elyta, S.Sos, M.Si Kepala Pusat Studi Perbatasan Asia Tenggara Untan (PSPAT Untan), Albertus Girik Allo, S.P., M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Papua.

Dalam materinya Dr. Elyta, S.Sos, M.Si selaku Kepala Pusat Studi Perbatasan Asia Tenggara Universitas Tanjungpura, menyampaikan bahwa pembangunan kawasan perbatasan kedepannya dapat dilakukan dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki setiap wilayah perbatasan, dengan melibatkan berbagai aktor untuk mempercepat pembangunan tersebut dari pihak pemerintah, akademisi, pembisnis, masyarakat dan media atau berbasis Pentahelix sebagai bahasa akademisi.

“Tantangan pembangunan perbatasan cukup besar, maka dari itu saya menyarankan visi kedepan berfokus pada peningkatan kualitas manusia Indonesia berbasis pentahelix, struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing berbasis pentahelix dan kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa berbasis pentahelix sesuai dengan visi dari bapak Presiden Joko Widodo,” paparnya.

Selain itu, Elyta menyampaikan perlunya adanya evaluasi kembali dari pembangunan infrastruktur dikawasan perbatasan yang dinilai masih kurang bermanfaat untuk pembangunan di kawasan perbatasan.

“Perlu dilihat kembali pemanfaatan pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan, perlu disenergikan kembali dengan kondisi di negara seberang agar pembangunan infrastruktur dapat di jalankan dan dimanfaatkan secara optimal,” ujarnya

Penyampaian materi diakhiri dengan menampilkan berbagai gambaran potensi yang dimiliki kawasan perbatasan serta kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh Dr. Elyta, S.Sos untuk mempercepat pembangunan di kawasan perbatasan.

Penulis: Tim LiputanEditor: Redaksi
  • Bagikan