Suaraindo.id – Kemajuan teknologi Alsintan berupa Rice Transplanter sangat mendukung program Upaya Khusus (Upsus) Kementerian Pertanian (Kementan), yakni mempercepat tanam padi dengan sistem jajar legowo.
Sistem ini membutuhkan bibit yang berbeda dengan tanam pindah secara manual/konvensional. Bibit tersebut perlu dipersiapkan dengan persemaian sistem dapog.
Dapog adalah tempat tumbuhnya bibit padi yang ditanam secara acak dengan cara ditabur pada media tumbuh untuk disemaikan. Ukuran dapog disesuaikan dengan merek dan tipe Rice Transplanter. Kotak persemaian buatan pabrik terbuat dari plastik. Jumlah yang dibutuhkan antara 200 sampai 230 dapog untuk setiap hektare lahan.
Ramadhan tiba, seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia menyambutnya gembira, walaupun pandemi Covid-19 masih membayangi. Walaupun sedang berpuasa, masyarakat tetap melakukan aktivitas seperti biasanya, tak terkecuali sektor pertanian.
Demikian yang dirasakan kaum milenial yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Sri Rejeki yang berlokasi di Desa Subur Indah, Kecamatan Katingan Kuala, Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah.
Sebut saja namanya Rofi, seorang milenial ini telah memanfaatkan peluang bisnis di tengah Covid-19, sehingga mereka tak lagi harus mencari pekerjaan ke kota. Anggota Poktan mengusahakan menyediakan persemaian padi sistem dapog, Selasa (28/4/2020) seperti dikutip dari Metrokalimantan.com (Jaringan Suaraindo.id)
Kegiatan usaha Poktan ini selalu dikawal oleh para pejuang pangan di bawah koordinator BPP Kostratani Katingan Kuala, pengawalan dan bimbingan teknis selalu dilakukan oleh Penyuluh lapangan, yakni Yusman, Dadang dan Mario.
“Kapasitas produksi 300 sampai 500 tray per 12 sampai 15 hari sekali bibit siap tanam. Kegiatan persemaian ini telah mampu membuka lapangan usaha bagi kaum milenial di bidang pertanian,” beber Yusman.
Sedangkan harga persemaian dapog sendiri dijual dengan harga Rp2.500 sampai dengan Rp4.000 per dapognya,” pungkas Yusman. (kun/mk)