Lima Bulan Pertama, Nilai Ekspor RI ke Swiss Melonjak 284 Persen

  • Bagikan
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 20 Oktober 2017. Penurunan nilai ekspor Indonesia pada September 2017 sebesar US$ 14,54 miliar, turun 4,51% dibanding bulan sebelumnya. Tempo/Tony Hartawan

Suaraindo.id- Duta Besar Indonesia untuk Swiss Muliaman Hadad menyebutkan nilai ekspor Indonesia ke Swiss melonjak tajam. Hal ini cukup menggembirakan karena di saat yang bersamaan banyak negara menurunkan volume ekspor impornya selama pandemi Covid-19.

Sepanjang Januari hingga Mei 2020, kata Muliaman, ekspor Indonesia melonjak 284 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. “Kenaikan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia merupakan buah dari berbagai upaya kerja sama promosi ekonomi Indonesia yang dilakukan secara intensif di Swiss,” kata Muliawan dalam keterangan tertulis, Rabu, 14 Juli 2020.

Data Swiss Federal Customs Administration menunjukkan bahwa peningkatan terbesar terjadi dalam bulan April dan Mei 2020 dengan kenaikan ekspor Indonesia sebesar 670 persen untuk April dan 404 persen untuk Mei 2020 dibandingkan bulan yang sama tahun 2019. Kopi dan minyak atsiri adalah diantara produk Indonesia yang mengalami kenaikan besar.

Kenaikan ekspor Indonesia ke Swiss terbesar terjadi dalam bulan Maret 2020 bila dibandingkan bulan sebelumnya yaitu untuk produk tekstil rajutan, kopi, suku cadang mesin, mebel, minyak atsiri dan kimia organik. Namun bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, ekspor Indonesia ke Swiss yang memiliki tren meningkat adalah logam mulia, alas kaki, kopi, mebel, suku cadang mesin dan minyak atsiri.

“Nilai ekspor Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 ini mencapai lebih dari US$ 1 miliar, lebih besar dari nilai ekspor Indonesia ke Swiss untuk setahun pada 2019 yang hanya US$ 988 juta,” ujar Muliaman.

Komoditi dengan kode HS 7108 yaitu emas menyumbangkan nilai terbesar dalam ekspor Indonesia ke Swiss. Walaupun terjadi naik turun dalam nilai ekspor emas Indonesia ke Swiss dalam lima bulan terakhir, namun angka nilai ekspornya menunjukkan tren meningkat. Bila dibandingkan periode yang sama tahun 2019, ekspor logam mulia Indonesia ke Swiss dalam lima bulan pertama 2020 naik 198 persen.

Sementara itu impor Indonesia dari Swiss juga naik dalam lima bulan pertama 2020. Data Swiss Federal Customs Administration menyatakan nilai impor Indonesia pada Januari -Mei 2020 mencapai US$ 308 juta dengan peningkatan 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Impor produk farmasi adalah salah satu sektor yang meningkat antara lain karena upaya mengatasi penyebaran Covid 19 di Indonesia.

Selain itu mesin turbin, suku cadang dan perlengkapan elektronik dan kimia organik, instrumen optik juga memiliki angka yang lumayan tinggi. “Dalam lima bulan pertama 2020 ini kita surplus sebesar US$ 721 juta” ujar Muliawan.

Dia menilai hal itu pertanda baik, karena pandemi Covid 19 tidak menghalangi peningkatan ekspor Indonesia ke Swiss. Dari data di atas, menurutnya, terdapat peluang yang semakin luas bagi produk Indonesia seperti kopi, minyak atsiri, alas kaki untuk dapat terus ditingkatkan ekspornya ke Swiss.

Swiss, menurut Muliaman, adalah negara berorientasi ekspor. Oleh sebab itu perdagangan luar negeri menjadi bagian penting dalam pemulihan ekonomi negara tersebut akibat Covid-19. ”Ini kesempatan kita untuk memanfaatkan peluang ini karena rantai pasok dari sumber lain mungkin terganggu akibat pandemi,” katanya.

  • Bagikan