PBB: Dunia Kehilangan 255 Juta Lapangan Kerja Akibat COVID-19

  • Bagikan
Sekelompok pria pengangguran membakar kardus ketika mereka berusaha menghangatkan diri ketika fajar di Kota Gaza, 18 Februari 2019. Orang-orang itu mengatakan mereka akan dengan senang hati bekerja hanya dengan 5 syikal sehari (sekitar 1,35 Dolar AS) tetapi tidak ada pekerjaan. Pada Oktober 2018, Bank Dunia mengatakan, 54 persen tenaga kerja Gaza menganggur, termasuk 70 persen pemuda. REUTERS/Dylan Martinez

Suaraindo.id– COVID-19 berdampak besar terhadap lapangan pekerjaan di dunia. Dalam laporan tahunannya, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengumumkan bahwa total jam kerja di seluruh dunia terpangkas 8,8 persen sepanjang 2020. Apabila dikonversikan, persentase itu setara dengan hilangnya 255 juta pekerjaan tetap.

“Ini empat kali lebih besar dibanding angka pada krisis ekonomi global pada 2009,” ujar Organisasi Buruh Internasional (ILO), yang berdiri di bawah PBB, Senin, 25 Januari 2021.

Kepala ILO, Guy Ryder, menegaskan kembali bahwa hilangnya 255 juta pekerjaan tetap itu mengacu pada jumlah jam kerja yang hilang. Dengan kata lain, hilangnya 255 juta pekerjaan tetap tidak sama dnegan 255 juta pengangguran.

Ryder berkata, separuh dari total jam kerja yang hilang tersebut lebih karena pengurangan jam kerja. Banyak perusahaan di dunia, kata ia, memangkas jam kerja karyawan-karyawannya agar bisa tetap mempertahankan mereka di masa pandemi COVID-19.

Dari angka yang tersisa, kurang lebih 33 juta di antaranya yang benar-benar pengangguran. Hal tersebut menambah jumlah pengangguran di seluruh dunia naik 1,1 persen menjadi 220 juta orang.

“Selain itu, ada juga 81 juta orang yang tidak tercatat pengangguran, tetapi mereka tidak bekerja. Antara mereka tidak bisa bekerja karena pembatasan sosial atau karena kewajiban sosial,” ujar Ryder.

Jumlah jam kerja yang hilang tersebut, lanjut Ryder, jelas berdampak ke Pendapatan Domestik Bruto dunia. PDB dunia menurun 4,4 persen tahun lalu atau setara US$3,77 triliun.

Ryder berharap dimulainya vaksinasi COVID-19 akhir tahun lalu akan mengubah situasi lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Jika berhasil, ia yakin ekonomi global akan mulai pulih.

  • Bagikan