Suaraindo.id- PT Gamindra Mitra Kusuma, perusahaan pengolah biji besi di Air Bangis, Kecamatan Sungai Beremas, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengklaim siap memenuhi kebutuhan pabrik baja luar negeri, khususnya ke China.
Optimis tersebut, lantaran Pelabuhan Laut Teluk Tapang di Pasbar sudah mulai dioperasikan sejak pertengahan Februari ini. Pengoperasian pelabuhan itu memang sangat ditunggu oleh pelaku usaha tambang, pengusaha ekspor impor, maupun pengusaha komoditi lainnya.
“Sejak 4 bulan lalu, perusahaan tambang kami, PT Gamindra Mitra Kesuma sudah mulai berproduksi berupa bijih besi. Gamindra mengantongi IUP Operasi Produksi No 188.45/708/BUP-PASBAR/2013,” kata Kelvin dari PT Gamindra, kepada awak media di Padang, baru-baru ini.
Kelvin mengatakan, wilayah IUP seluas 163,30 Ha dan Izin Usaha Pertambangannya sudah dinyatakan CnC. Untuk itu, IUP yang status izinnya sudah benar, tidak menyalahi aturan dan wilayah izin usaha pertambangannya tidak tumpang-tindih dengan perusahaan/IUP lain dan kawasan konservasi alam.
“Desember 2021 kita sudah datangkan alat berat dengan tongkang, namun belum bisa sandar di Pelabuhan Teluk Tapang. Jadi kita unloading (bongkar muat) alat berat sekitar jarak 2 km dari dermaga,” ujarnya didampingi pengusaha tambang lainnya, Bambang Budiantoro, serta Joni Akhiar dari KSOP Kelas II Teluk Bayur.
Kemudian, sambung Kelvin, pada 12 Februari 2022, sudah bisa sandar di Pelabuhan dengan mulus, untuk bongkar muat mesin-mesin pertambangan. Proses bongkar muat mesin-mesin tambang dengan crane ke truk, berhasil dilakukan dalam tempo 49 jam nonstop selesai.
“Ke depan kita coba hindari tracking truk lalu-lalang untuk kegiatan produksi bijih besi. Kita akan gunakan conveyor lebih kurang sepanjang 112 meter. Jika sudah selesai dibangun conveyor itu, maka proses pengangkutan produksi tambang ke dermaga menjadi lebih cepat, dermaga juga jadi ramah lingkungan, kontrol volume lebih mudah, safety-nya tinggi,” ujarnya.
Lebih jauh Kelvin mengatakan, pihaknya berharap kelanjutan pembangunan Pelabuhan Teluk Tapang bisa segera dituntaskan tahun ini. Pasalnya, produksi bijih besi sudah menumpuk di stockpile kurun waktu empat bulan ini, apalagi bijih besi dengan kadar di atas 62 persen tersebut akan diekspor ke Cina.
Sementara itu, Kasi Lalu Lintas dan Usaha Kepelabuhan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Teluk Bayur, Joni Akhiar menyampaikan, sarana prasarana Pelabuhan Teluk Tapang mulai dari yang kecil-kecil seperti lampu penerangan, rambu-rambu untuk mendukung sistem navigasi. Terpenting sekali, angker area atau titik koordinat untuk mendeteksi kegiatan kapal yang berlabuh.
“Semua itu sedang dan akan dibangun demi menunjang teknis kegiatan pengoperasian Pelabuhan Teluk Tapang, yang memang open (terbuka untuk umum),” katanya.
Kemudian, Kapal Perintis Sabuk Nusantara juga sudah singgah sandar di Teluk Tapang. Jadwal kapal yang dapat mengangkut 400 penumpang, dan kapasitas barang 200 ton itu singgah 2 kali dalam sebulan bagi masyarakat yang ingin ke Padang dan ke Pelabuhan Bajau Mentawai.
“Keberadaan Pelabuhan Teluk Tapang, sangat membantu distribusi hasil perkebunan dan pertambangan yang ada di wilayah Pasbar. Lokasinya yang tidak jauh dari Mandailing Natal Provinsi Sumatera Utara, dapat memanfaatkan pelabuhan ini untuk distribusi hasil bumi,” tutupnya.