Suaraindo.id——– Bulan ramadan menjadi berkah tersendiri bagi petani jeruk Desa Kerongkong Kecamatan Suralaga Kabupaten Lombok Timur.
Sejal awal bulan Ramadan, hasil panen jeruk meningkat dibarengi dengan penjualan yang tinggi. Per dua hari, panen jeruk jenis siyam tersebut mencapai satu ton.
Petani jeruk Desa Kerongkong Mualli mengaku, harga jeruk lokal masih stabil. Harga dari petani mencapai 10 ribu per kilogran ke pihak kelontong atau ke penjual. Dengan harga tersebut, petani jeruk bisa merauf laba bersih hingga 40 juta perbulan dengan asumsi empat kali panen perbulan yang bisa mencapai empat ton lebih.
Harga ini juga ditetapkan bagi masyarakat yang datang langsung ke kebon jeruk di Desa setempat. Hal ini, memicu perburuan oleh masyarakat yang ingin menikmati sensasi petik sendiri yang didampingi oleh pemilik.
“Setiap sore, banyak masyarakat datang,” ujar Mualli saat ditemui dikenun jeruk miliknya.
Mualli menambahkan, buah jeruk yang segar menjadi kelebihan tersendiri dibandingkan jeruk yang dipasar. Selama panen, pengepul datang sendiri ke kebun jeruk.
Bahkan pemilik kebun jeruk mempekerjakan masyarakat setempat hingga lima orang selama musim panen.
Dikatakan budidaya jeruk ini lebih menguntungkan, dibandingkan bidang tanaman lainnya. Meski diawal tanam, membutuhkan ketekunan selama dua tahun dari awal tanam sampai panen perdana.
Lebih lanjut Mualli mengatakab, usia kebun jeruk yang dikeloka sudah mencapai 13 tahun. Saat ini, pemilik sedang menikmati hasil pengelolaan kebun jeruk yang ditanam sendiri diatas lahan 40 are sebanyak 400 pohon jeruk.
Selama masa pemiliharaan, pohon jeruk tidak banyak perawatan karena hanya membutuhkan penyemprotan rutin untuk menghindari hama ulat.