Belum Ditemukan Kasus PMK di Palangka Raya, DPRD Minta Pemko Tingkatkan Kewaspadaan

  • Bagikan
PMK
Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto

Suaraindo.id – Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto meminta kepada Pemerintah Kota (Pemko) setempat melalui instansi teknis terkait agar pro aktif dan meningkatkan kewaspadaan pada ancaman sebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak, yang kini tengah melanda sebagian wilayah di Tanah Air.

“Dengan adanya sebaran PMK ini, dinas terkait agar pro aktif untuk memantau dan mewaspadai kasus tersebut. Jangan sampai hewan-hewan ternak dan komoditas kita di sini sampai tertular,” ujar Sigit, Minggu.

Meski Kota Palangka Raya sendiri masih belum terdeteksi kasus aktif PMK, namun Ketua Asosiasi DPRD Kota Se-Indonesia (ADEKSI) ini menegaskan jika upaya antisipasi penting dilakukan.

“Antisipasi saya rasa penting dilakukan oleh dinas terkait, karena penting guna mencegah hewan ternak kita agar tidak tertular PMK. Tak bisa kita bayangkan, bagaimana upaya pemerintah yang saat ini tengah melakukan pemulihan ekonomi nasional, tapi lagi-lagi terkendala. Kasihan juga para pelaku usaha peternakan jika harus menghadapi masalah seperti ini lagi,” tukas politisi PDI Perjuangan ini.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Palangka Raya, Renson melalui Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) drh Eko Hari Yuwono menyebutkan sampai saat ini belum ada ditemukan hewan ternak setempat yang mengidap PMK.

“Sejak 10 Mei kemarin kami sudah melakukan penelusuran ke beberapa lokasi atau kandang penampungan yang biasa menampung hewan ternak dari Jawa Timur di anggota asosiasi pemotong kita bersama dengan pihak karantina kelas 2 Palangka Raya,inspek Banjarbaru, Dinas Provinsi hasilnya negatif dan belum ditemukan,” ujarnya.

Dia menyampaikan suspek PMK di Palangka Raya pun belum juga ditemukan. Karena pihaknya melakukan pemotongan hewan ternak secara menyeluruh di Rumah Potong Hewan (RPH). Selain itu penampungan hewan ternaknya juga dilakukan dengan tersentralisasi di kandang RPH.

“Selain itu kita juga dibantu dengan pemotongan kita lumayan tinggi dengan 10 sampai 12 ekor perhari, jadi kalau ternak datang, paling seminggu udah habis, jadi gak sempat tahan lama di kandang penampungan,” jelasnya.
Terkait lalu lintas hewan ternak, pihaknya tetap melakukan pengawasan lalu lintas hewan ternak terkhusus untuk daerah-daerah yang terpapar.

Upaya pencegahan yang dilakukan pihaknya yakni melakukan perketatan lalu lintas hewan ternak keluar masuk Kota Palangka Raya, Kemudian dilakukan pembersihan di RPH, sosialisasi kepada peternak terkait resiko penyakit PMK beserta dampak ekonomisnya.

“Dan sudah melakukan penyuluhan ke DPBP Kalampangan beserta teman-teman penyuluh, supaya peternak atau petani di Kota Palangka Raya cepat informasinya menerima secara menyeluruh, dan disinfeksi kandang, dan Komunikasi Informasi Edukasi ke peternak untuk tidak memasukan ternak dari daerah lain, tidak mengunjungi RPH,” pungkasnya.

  • Bagikan