Suaraindo.id – Sekretaris Komisi A DPRD Palangka Raya, Noorkhalis Ridha menyoroti persoalan sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang mengarah kepada kelangkaan, di wilayah kota setempat selama beberapa pekan ini.
“Saya memantau beberapa minggu ini, keberadaan Pertalite cukup langka di semua SPBU. Kalau pun ada, membutuhkan waktu yang lama untuk mengantri. Antrian di beberapa SPBU juga cukup panjang,” ucap Ridha kepada wartawan Selasa (7/6/2022).
Politisi muda Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku cukup heran dengan fenomena tersebut, lantaran kelangkaan ini hanya terjadi di Kota Palangka Raya saja. Selama ini pada saat dirinya melaksanakan kegiatan kunjungan kerja DPRD ke kota atau kabupaten lainnya, baik di wilayah Kalimantan ataupun luar pulau, tidak ada satupun fenomena kesulitan mendapatkan Pertalite hingga mengantri seperti saat ini.
“Saya sempat ke kabupaten tetangga, bahkan provinsi tetangga selama kurang lebih dua pekan terakhir. Semua berjalan dengan normal seperti biasa. Tidak ada antrian yang mengular ataupun kelangkaan Pertalite seperti di Palangka Raya,” bebernya.
Ridha pun meminta kelangkaan Pertalite ini harus disikapi dengan segera, terutama instansi terkait. Di sisi lain, dirinya mendorong agar segera dilaksanakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan instansi dan perusahaan terkait serta pemilik SPBU agar ditemukan solusi dengan segera.
“Kalau kelangkaan ini karena pasokan Pertalite yang dikurangi, harus ada dasarnya. Tidak bisa kebijakan pengurangan itu diambil secara sepihak, karena tidak semua masyarakat mampu untuk beralih ke BBM jenis Pertamax, apalagi baru saja mengalami kenaikan,” tambahnya.
Ridha menilai ada selisih yang cukup besar antara harga 1 liter Pertalite dan 1 liter Pertamax. Misalnya ketika masyarakat terbiasa mengisi full Pertalite untuk kendaraannya dan kemudian dipaksa beralih ke Pertamax, maka selisih tersebut akan terasa sangat besar. Ini ditegaskannya akan berdampak kepada pendapatan masyarakat.
“Yang harusnya dengan mengisi Pertalite masyarakat mampu menyisihkan untuk kebutuhan lainnya semisal popok bayi, maka dengan peralihan ke Pertamax maka kebutuhan lain akan hilang. Karena selisih harga yg harus ditambahkan untuk mengisi Pertamax. Ini yang harus dipikirkan juga,” pungkasnya.