Suaraindo.id – Ramainya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berjualan di sepanjang Kampus Universitas Tanjungpura (Untan) membuat pihak Untan merasa terganggu, maka dari itu pihaknya meminta agar sejumlah PKL yang masih berjualan di sekitaran lokasi agar segera di tertibkan. Karena pihak Untan menginginkan lokasinya bebas dari PKL.
Usai mendengar keluhan tersebut, sejumlah Satpol-PP Kota Pontianak menertibkan puluhan PKL yang berada di sana pada Jum’at (10/6/2022). Sebelumnya memang sudah ada pemberitahuan terhadap larangan berjualan di lokasi tersebut. Namun, para PKL masih saja berjulan, banyak PKL yang menolak dengan alasan untuk mencari rezeki.
Sosialisasi yang disampaikan itu berlangsung alot, diwarnai dengan adu argumentasi, bahkan ada yang sempat mengajak untuk menggelar dagangannya di rumah rektor Untan.
Ermawati yang merupakan satu diantara PKL yang berjualan di sekitar beserta kawan-kawannya terpaksa harus meluapkan separuh emosinya kepada petugas gabungan, yang menyampaikan sosialisasi kepada mereka agar dalam beberapa waktu ke depan tidak berjualan di kawasan Jalan M Isa, Jalan Daya Nasional, hingga Jalan depan S2 Teknik Untan.
“Saya dan kawan-kawan akan tetap memperjuangkan dagangan kami di lokasi ini, walaupun nyawa taruhannya,” ucap Ermawati (10/6/2022).
Ermawati mengatakan upaya mempertahankan dagangannya itu untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah anak-anaknya. Ermawati dan ratusan kawannya menginginkan solusi yang baik, seperti solusi waktu operasional penataan tempat dagangannya , bahkan mereka juga menyanggupi jika adanya retribusi yang harus mereka bayar.
“Kami meminta janganlab sampai digusur dan tidak boleh berjualan lagi,” katanya.
Kasi Operasi dan Pengendali Satpol-PP Pontianak, Bahtiar menjelaskan, jika para pedagang sementara waktu diminta untuk tidak berjualan selama tiga hari kedepan. Dirinya menyebut bakal ada mediasi dari pihak untan.
“Alasan pihak untan melarang para pedagang berjualan, dikarenakan kawasan tersebut merupakan kawasan pendidikan, dan agar tidak terkesan kumuh,” ucapnya.
Sosialisasi yang berjalan lama ini akhirnya, disepakati para pedagang, mereka kompak dalam tiga hari kedepan tidak menggelar dagangannya di kawasan tersebut, tapi mereka menginginkan mediasi yang katanya akan dilakukan pada beberapa hari kedepan.
“Semoga bisa menghasilkan keputusan yang baik tanpa ada yang merasa dirugikan,” pungkasnya.