Suaraindo.id – Satu pekan terakhir, puluhan warga Tulungagung dilaporkan terjangkit penyakit chikungunya. Bahkan beberapa warga mengeluh tidak bisa berjalan akibat nyeri sendi serta kaki bengkak.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Didik Eka Sunarya Putra, mengatakan bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung segera melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan fogging larvasidasi.
“Dari hasil investigasi dan pengambilan sampling, kami menemukan sebanyak 31 warga di Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, Tulungagung positif terjangkit chikungunya,” kata Didik, Kamis, 5 Januari 2023.
Menurut dia, warga yang terjangkit cikungunya rata-rata mengalami gejala demam, muncul ruam pada kulit, gatal, nyeri di persendian, dan sakit kepala. Pengobatan massal dan PSM di rumah-rumah warga sudah dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit chikungunya.
“Memang lingkungan desa ini bisa dibilang kurang sehat. Sehingga ada banyak tempat yang menjadi lokasi perindukan nyamuk penyebar penyakit chikungunya,” ujar Didik.
Didik menjelaskan penyebaran chikungunya bisa terjadi karena adanya tempat-tempat yang lembab akibat cuaca ekstrem sehingga menjadi tempat indukan nyamuk untuk berkembang biak. Selain itu, bisa jadi penyakit chikungunya menyebar akibat dari mobilitas warga paska liburan tahun baru.
“Bisa jadi ada orang dari luar Tulungagung yang sudah positif chikungunya kemudian membawanya ke wilayah Tulungagung,” kata dia.
Didik menuturkan bahwa hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan seseorang yang terjangkit penyakit chikungunya. Meski begitu, penderita penyakit ini bisa sembuh dalam kurun waktu antara 10 sampai 14 hari.
“Obat yang diberikan sifatnya hanya support saja. Karena sampai saat ini belum ditemukan obatnya,” ujar Didik.
Di Dusun Gilang, warga yang terjangkit chikungunya ada sekitar 18 orang, mulai dari anak-anak hingga lansia. Mereka berasal dari RT 2 dan RT 3 di RW 3. Kondisi ini terjadi sejak satu pekan lalu.
Pujiati, salah satu penderita chikungunya yang mengaku baru sembuh tiga hari kemarin mengatakan bahwa pada awalnya dia mengalami gejala pusing, mual, persendian sakit, dan sulit untuk berjalan. “Kaki saya juga sempat bengkak. Saya hanya minum vitamin dan paracetamol di rumah saja,” kata Pujiati.
Pujiati menduga terjangkit chikungunya setelah merawat kedua orang tuanya yang juga terjangkit chikungunya. Bahkan anaknya juga sempat tertular penyakit yang sama. “Saya dan anak saya sudah sembuh, tapi kedua orang tua saya masih sakit,” imbuhnya.
Selain fogging dari Dinkes Tulungagung, warga setempat juga diminta untuk untuk melakukan kerja bakti. Dengan harapan lokasi yang menjadi sarang nyamuk bisa diberantas.