Suaraindo.id – Jelang pemilu serentak di 2024 mendatang, sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) di Kalbar melakukan Rembuk mahasiswa serentak. Tak hanya BEM di Kalbar. Hal tersebut dilakukan seluruh BEM di Indonesia, untuk menangkal berita hoax maupun kecurangan dalam pemilu mendatang.
Koordinator BEM Se-Kalimantan Sopiallah mengatakan, bertepatan di hari kebangkitan ini mengajak mahasiswa se-Kalbar untuk tidak terpengaruh pada politik yang dapat memecah belah persaudaraan. Serta adanya kegiatan ini bagaimana memberikan pemahaman politik terhadap generasi muda.
“Agenda ini merupakan sosialisasi dan solusi terhadap politik yang memicu perpecahan, dikalangan masyarakat pada jelang tahun politik,” kata Sopiallah.
Selain itu Sopiallah menjelaskan jika pihaknya terus membangun komunikasi jaringan terhadap mahasiswa se Kalimantan Barat dan daerah – daerah terkait isu yang terjadi didaerah.
“Diluar agenda ini , kami tetap diskusi santai bersama teman- teman terkait bagaimana pemilu nanti terhindar isu hoax dan politisasi identitas,” tambahnya.
Sementara itu Pengamat Sosial dan Mafindo Pontianak, Syarifah Ema Rahmainah menyambut baik dan mengatakan jika ini berkaitan dengan perbedaan cara pandang, perbedaan kepentingan termasuk juga perbedaan-perbedaan dalam menyelesaikan masalah yang menjadi masalah.
“Yang kita tolak bukan politik identitas ya, bukan politik identitas tapi politisasi identitas jadikan identitas yang beragam dari yang berbeda sebagai alat politik yang saya sampaikan,” ucapnya di Kota Pontianak.
Lanjut, pihaknya akan terus melakukan kolaborasi, guna membentuk kegiatan yang memgawasi pemilu di 2024 menadatang. Dirinya menyebut, kelompok-kelompok yang paling strategis sebagai agen-agen, serta sebagai kelompok pejuang literasi digital.
“Misalnya pelatihan pemeriksa fakta juga menjadi kelompok pemeriksa fakta, atau juga melakukan pelatihan-pelatihan literasi digital lainnya yang kemudian bisa masuk sampai ke desa. Agar memberikan edukasi dan juga transformasi nilai-nilai bahwa berpolitik di Indonesia adalah benar-benar mengedepankan politik kebangsaan bukan politik identitas,” paparnya.
Iapun berpesan, agar BEM tetap konsisten untuk mendukung para penyelenggara pemilu termasuk pengawas pemilu agar benar-benar maksimal.
“Nah mudah-mudahan ini bisa memperkuat serta meningkatkan literasi politik kita, termasuk literasi dengan mendukung gerakan ayo memilih dan juga ayo mengawas,” terangnya.
Agnesia Ermi Komisioner Bawaslu Kalbar menuturkan terkait adanya politik identitas pihaknya mengaku tidak dapat bekerja sendiri, sehingga diharapkan peran serta masyarakat dan generasi muda daerah.
“Ada kejanggalan baik di media sosial atau lingkungan laporkan kekami karna kita tidak dapat bekerja sendiri menyasar semua lapisan masyarakat,” tutur Agnesia Ermi
Agenda rembuk mahasiswa sekalbar itupun ditutup dengan pembacaan Komitmen bersama mendukung pemilu serentak 2024 yang aman , damai dan bermartabat serta menolak segala bentuk politik identitas,ujaran kebencian dan berita bohong yang menimbulkan perpecahan di masyarakat.