Suaraindo.id – Suatu kebanggaan untuk Kalteng, 4 pasang putra dan putri asli daerah lolos dan terpilih untuk mengikuti seleksi calon Paskibraka tingkat nasional sebagai pasukan pengibar bendera pusaka merah putih di Jakarta yang menjadi perhatian dari ke 4 pasang Putra dan Putri asal Kalteng salah satunya berasal dari Kota Palangka Raya, Kachina Ozara siswa dari SMA 2 Palangka, gadis cantik kelahiran 26 Juni 2007 dengan tinggi 172 cm tersebut berhasil melewati seleksi ketat dan menyisihkan calon peserta lainnya di tingkat daerah.
Rencananya Sabtu (15/06/2023) akan berangkat diterbangkan menuju Jakarta dan diharapkan lolos jadi pasukan pengibar bendera nasional di Istana Negara Jakarta, selanjutnya apabila nanti lolos akan masuk ke tahapan berikutnya yakni menjalani proses Karantina untuk memperoleh Pendidikan dan Pelatihan lebih lanjut oleh pasukan khusus pengibar Bendera Pusaka Kepresidenan.
Putri dari pasangan bapa Fajar Yanto ibu Kumi Indang Inara yang ini memang sejak lama mempunyai cita-cita ingin masuk Akademi Militer, mempunyai hobi bermain musik gitar, membaca dan berolahraga. Bapak Fajar Yanto sendiri bekerja di Bappedalitbang Kota dan ibu Kumi Indang Inara juga bekerja di BPKAD Kota Palangkaraya hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kedua orang tua Kachina ( panggilan akrabnya) memiliki putri tunggal yang berprestasi.
Ketua DPRD Kota Palangka,Sigit K Yunianto secara langsung menerima kedatangan Kachina Ozara bersama kedua orang tuanya tersebut di kantor DPRD Kota Palangka, didampingi sekretaris DPRD Kota Palangka Urianinu, ramah tamah dilakukan di ruang sekretaris DPRD Kota Palangka.
” Kita berharap adik kita ini bisa membawa nama baik Kota Palangka Raya, karena mereka ini akan diseleksi di tingkat nasional, secara postur tinggi badan dan psikologisnya juga dilihat karena banyak sekali seleksinya dan yang utama nanti test fisik dan mudah-mudahan adik kita ini bisa bawa nama baik Provinsi Kalimantan Tengah ” ucap Sigit, Jumat (14/07/2023).
Lebih lanjut legislator dari PDI Perjuangan tersebut mengatakan tiap tahun Kota Palangka Raya selalu mengirimkan calon Paskibrakanya di tingkat nasional namun kadang kalah dengan peserta yang dari Kabupaten.
” Dulu kalau tidak salah peserta yang lolos seleksi di tingkat nasional, yaitu Kabupaten Kotim dengan kabupeten Lamandau jadi kebetulan tahun ini putrinya dari Kota Palangka Raya, putranya dari kabupaten Lamandau ” imbuhnya.
Sementara orang tua ayah dari Kachina Fajar Yanto sendiri mengakui bahwa putrinya berprestasi dan di didik secara disiplin.
” Anak kami ini secara akademis memang berprestasi dan secara fisik saya karena saya mantan atlet saya godok dengan 100 persen siap ” beber Fajar.
Sementara saat ditanyakan Gadis cantik dengan tinggi 172 cm tersebut menuturkan bagaimana dirinya bisa lolos ke seleksi tingkat nasional.
” Saya awalnya ditawarkan dulu dari pihak sekolah untuk mengikuti seleksi tingkat Kota Palangka Raya, kemudian berkompetisi lagi dengan 700 orang di tingkat kota di peroleh 4 orang kemudian diseleksi lagi di tingkat provinsi bersaing dengan beberapa kabupaten dan saya menjadi salah satu yang bertahan dan lolos untuk ikut seleksi tingkat nasional ” ucap Kachina yang juga fasih berbahasa Inggris tersebut.
Masih dikesempatan yang sama Sigit K Yunianto menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap prestasi gemilang yang dimiliki putra daerah khususnya Putri asal Kota Palangka Raya.
” Saya merasa sebuah kebanggaan dengan apa yang dimiliki Kota Palangka Raya, ternyata anak – anak kita itu tidak dapat dianggap remeh artinya anak-anak kita ini bibit -bibit yang berprestasi disegala bidang dan kita sebagai pengambil kebijakan ini juga harus memikirkan, mengakomodir karena di semua sisi prestasi anak-anak kita memiliki itu, baik Itu olah raga, paskibra dan ini semua aset jadi bagaimana kita harus membina dan memelihara aset ini kedapannya ” jelas Sigit.
Pria yang juga lulusan Lemhanas tersebut meminta agar para pemangku kepentingan mampu mengakomodir dan membantu anak-anak yang berprestasi dari kalangan tidak mampu secara ekonomi tapi memiliki prestasi gemilang di segala bidang untuk bisa di sekolahkan dan dibiayai jadi tidak berfokus kepada Infrastruktur tapi juga SDM.