Suaraindo.id – Isu adanya program yang bernama pelatihan jurnalistik menyerap anggaran dari dana desa di Kota Subulussalam dinilai program tak meningkatkan ekonomi masyarakat.
Bahkan kuat dugaan program tesebut diduga program siluman yang belum diketahui apa tujuan dan manfaatnya untuk siapa pelatihan jurnalistik tersebut.
Ali Hasmi, salah satu aktivis dan pegiat media di Bumi dengan julukan Syech Hamzah Fansuri itu mengatakan program tersebut tidak tau dari mana asal-usulnya.
Namun informasi baru-baru ini sejumlah desa dari masing-masing Kecamatan yang ada di Kota Subulussalam diduga memasukkan anggaran pelatihan jurnalistik dalam APBDes Tahun 2024.
Jumlah anggaran yang dimasukkan tersebut sebanyak Rp 4 juta Rupiah per Desanya.
Pelaksana dan peserta pelatihan jurnalistik tersebut tidak diketahui siapa pesertanya.
Jika pun dilaksanakan, pelatihan tersebut dilaksanakan oleh lembaga atau narasumber yang betul-betul jurnalis yang telah berkompeten sebagai narasumber
“Kami meminta kepada dinas terkait dan para kepala desa agar membatalkan anggaran pelaksanaan tersebut. Karena program tersebut tidak mencerminkan pada peningkatan perekonomian masyarakat di Desa,” tegas Ali Hasmi.
Dia mengungkapkan pelaksanaan Pelatihan yang diduga program titipan yang tetap memanfaatkan Dana Desa dinilai hanya menghambur-hamburkan anggaran sudah tidak mencerminkan Program Peningkatan Perekonomian Masyarakat Desa sebagaimana Pedoman Prioritas Anggaran Dana Desa Tahun Anggaran 2023.
Pasalnya Pelatihan menggunakan dana bersumber dari Dana Desa tersebut terkesan mengabaikan peraturan Kemendes nomor 7 Tahun 2023 terkait program prioritas Penggunaan dana desa.
“Kami juga meminta atensi Aparat Penegak Hukum (APH) di Kota Subulussalam agar melakukan penyelidikan adanya dugaan program-program titipan di Desa yang tidak pro dengan rakyat,” ungkap Ali Hasmi.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS