10 Tahun Jokowi, Multiplier Effect Pembangunan Smelter PT Freeport di Gresik

  • Bagikan
Presiden Joko Widodo memberi penjelasan kepada wartawan saat meresmikan smelter PT Freeport di Gresik, Jawa Timur. (Beritasatu.com/Fito Akhmad Erlangga)

Suaraindo.id – Era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Indonesia telah menunjukkan komitmen besar terhadap pengembangan industri hilirisasi. Salah satu langkah nyata yang diambil adalah pembangunan smelter atau pabrik pengolahan mineral.

Salah satu proyeknya yang menjadi sorotan adalah pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Presiden Jokowi menyatakan investasi pembangunan pabrik smelter ini berkontribusi signifikan dalam meningkatkan pendapatan negara, dengan perkiraan penerimaan negara dari PT Freeport Indonesia mencapai sekitar Rp 80 triliun.

Pembangunan smelter ini bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui optimalisasi nilai tambah sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Indonesia.

Keberadaan smelter di berbagai wilayah Indonesia diyakini mampu menggerakkan roda perekonomian nasional, meningkatkan pendapatan negara, serta membuka banyak lapangan pekerjaan.

Miftakhul Mukhlashin, warga Desa Bedanten Bungah, Gresik misalnya. Dia adalah satu dari sekian banyak warga Gresik yang menikmati manfaat keberadaan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik.

Pria 33 tahun itu menceritakan, awal bekerja di PT Freeport Indonesia mendapat informasi dari tim melek industri yang ada di desanya. Dari situ, Miftakhul mencoba peruntungan dan berhasil.

“Awalnya saya kerja dapat info dari teman-teman tim melek industri, PT Freeprot Indonesia sedang mengerjakan project di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated and Ports Estate (JIIPE). Di situlah saya berusaha melamar agar menjadi pekerja untuk membangun PT Freeport. Sekarang saya bekerja di bagian crashing,” kata Miftakhul.

Selama bekerja di PT Freeport, Miftakhul benar-benar merasakan dampak positif bagi perekonomian keluarganya. “Dampak yang saya rasakan banyak segi positifnya, terutama dalam hal perekonomian keluarga. Saat ini tabungan saya lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Gresik Zainul Arifin mengatakan adanya smelter Freeport di Gresik dapat menciptakan multiplier effect bagi masyarakat di Jatim, khususnya warga di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik.

“Keberadaan smelter ini akan menciptakan multiplier effect sehingga kita optimistis akan mendongkrak perekonomian masyarakat, khususnya di Gresik,” ujarnya.

Di sisi lain, Robah Zahri, pedagang warung kopi yang berada di sekitaran KEK, mengaku mendapat keuntungan besar atas berdirinya PT Freeport Indonesia. Penjulannya meningkat 30% sejak adanya PT Freeport.

Dia menjelaskan, kenaikan keuntungan yang didapatkan dari warungnya lantaran setiap hari para karyawan maupun pekerja proyek di PT Freport setiap pagi dan sore selalu memenuhi warungnya untuk makan dan minum.

“Sangat positif adanya Freeport. Sejak adanya Freeport, keuntungan saya naik hingga 30%. Para karyawan yang menunggu jemputan bus pegawai biasanya makan dan minum dahulu di warung saya,” kata Robah.

Selain keuntungan bagi dirinya, Robah juga meneceritakan dampak yang dirasakan warga lain. Saat ini, setelah adanya Freeport, banyak rumah-rumah warga yang dialihfungsikan menjadi kos-kosan maupun kontrakan.

“Selain saya, banyak juga warga lain yang ikut menikmati manfaatnya. Sekarang banyak rumah kos dan juga rumah yang dikontrakkan,” terangnya.

Untuk itu, Robah berterima kasih kepada Presiden Jokowi, yang selama kepemimpinannya banyak memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama di Gresik setelah adanya smelter PT Freeport yang ada di KEK JIIPE.

“Terima kasih Pak Presiden Jokowi, dengan adanya PT Freeport ini, banyak orang yang terserap tenaga kerjannya. Banyak pengangguran yang sekarang bekerja lagi,” pungkas Robah.

Secara ekonomi, nilai investasi kumulatif dari smelter yang dibangun di atas lahan seluas 104 hektare ini mencapai US$ 3,7 miliar atau setara dengan Rp 58 triliun.

Selain itu pula, sektor industri merupakan penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dengan kontribusi sebesar 31,54%, diikuti sektor perdagangan sebesar 19,01%.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News

  • Bagikan