Suaraindo.id – Psikolog anak, remaja, dan keluarga, Sani Budiantini S.Psi, Psi, menekankan pentingnya pengelola sekolah dan lembaga pendidikan untuk bijak dalam menyosialisasikan dan menerapkan sistem pelaporan guna mencegah perundungan di lingkungan pendidikan. Menurutnya, sekolah perlu menyediakan sarana yang aman bagi siswa untuk melaporkan kejadian perundungan, seperti kotak pengaduan anonim.
“Sistem pelaporan yang bijak itu bisa seperti adanya kotak anonim, di mana orang bisa melaporkan bahwa mereka pernah melihat atau mengalaminya tanpa rasa takut,” kata Sani saat diwawancarai oleh ANTARA, Senin (20/1/2025).
Sani yang juga merupakan Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani ini mendorong guru, khususnya guru bimbingan konseling, untuk menangani laporan perundungan dengan bijaksana dan memastikan penanganannya tuntas. Menurutnya, penting bagi guru untuk memahami kondisi dan persepsi pelapor perundungan, karena ketakutan yang dirasakan korban terhadap pelaku bisa mempengaruhi cara mereka melaporkan kejadian tersebut.
“Jika guru tidak merasakan ketakutan yang sama seperti yang dirasakan oleh korban, maka langkah-langkah yang diambil bisa tidak tepat, dan penanganannya bisa tidak serius atau tidak tuntas,” jelas Sani.
Lebih lanjut, Sani menyarankan pengelola sekolah untuk melibatkan orang tua siswa dalam proses penanganan perundungan, serta menghadirkan mediator sebaya yang bisa mendampingi korban selama pemulihan. Selain itu, penting juga untuk memperketat pengawasan di lingkungan sekolah, seperti dengan memasang CCTV, melakukan patroli oleh satpam atau security, dan memastikan tidak ada tempat-tempat sepi yang rawan untuk perundungan.
“Misalnya, tongkrongan kakak kelas atau tempat sepi harus lebih dijaga, karena biasanya jam kosong atau setelah pulang sekolah jadi waktu yang rawan untuk tindakan yang tidak terarah,” imbuhnya.
Sani juga menekankan bahwa sosialisasi pencegahan perundungan harus dilakukan secara berkelanjutan. “Program sekolah yang mengajarkan tentang stop bullying harus ada dan terus diulang-ulang,” tambahnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, Sani berharap lingkungan pendidikan bisa lebih aman dan mendukung perkembangan psikologis siswa tanpa adanya perundungan yang merugikan.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS