Suaraindo.id – Teh Botol Sosro, minuman teh siap saji yang kini menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia, tak lepas dari peran besar seorang visioner, Soegiharto Sosrodjojo. Ia adalah sosok yang membawa perubahan besar dalam industri minuman di tanah air, membuat teh siap minum menjadi tren yang tak tergantikan.
Soegiharto Sosrodjojo lahir pada 23 November 1929 di Slawi, Jawa Tengah, daerah yang terkenal sebagai pusat produksi teh. Ia adalah anak keenam dari sepuluh bersaudara dalam keluarga Sosrodjojo, yang telah lama terlibat dalam industri teh sejak tahun 1940-an. Keluarga Sosrodjojo awalnya mendirikan usaha Teh Cap Botol yang memproduksi teh seduh berkualitas tinggi dan memasarkan produk secara tradisional di sekitar Slawi.
Pada masa itu, teh dijual dalam bentuk daun kering untuk diseduh sendiri di rumah. Namun, keluarga ini memiliki visi yang lebih besar. Mereka ingin memperkenalkan budaya minum teh ke wilayah yang lebih luas, terutama ke Jakarta, yang pada waktu itu belum familiar dengan tradisi minum teh.
Pada tahun 1965, Soegiharto bersama saudaranya memutuskan untuk memperluas pasar ke ibu kota. Namun, tantangan besar muncul. Kebiasaan minum teh belum populer di Jakarta, dan masyarakat belum terbiasa menyeduh teh sendiri.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Soegiharto dan keluarganya memulai strategi pemasaran unik yang dikenal dengan “Coba Rasa,” yaitu dengan mendatangi pasar-pasar dan pusat perbelanjaan, menyeduh teh, dan membagikannya gratis kepada para pengunjung. Namun, penyeduhan yang memakan waktu lama dan kondisi lapangan yang kurang mendukung membuat cara ini tidak efektif.
Dari tantangan inilah muncul ide revolusioner: mengemas teh yang sudah diseduh dalam botol agar lebih praktis dan siap minum. Pada tahun 1969, Soegiharto bersama keluarganya meluncurkan produk teh siap minum dalam botol kaca yang diberi nama “Teh Botol Sosro”.
Teh Botol Sosro menjadi produk teh siap minum dalam kemasan pertama di dunia, jauh sebelum konsep ini diadopsi oleh perusahaan minuman global lainnya. Namun, tidak semudah itu produk ini diterima. Banyak toko dan pedagang yang awalnya enggan menjual produk dalam botol tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, Soegiharto mengembangkan strategi pemasaran yang dikenal dengan istilah “ESL” (Enter, Selling, and Leaving), yaitu strategi di mana mereka masuk ke toko, meletakkan produk di rak, dan segera pergi. Strategi ini terbukti efektif karena konsumen mulai penasaran dan membeli Teh Botol Sosro. Permintaan terus meningkat, menjadikan produk ini bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Pada 17 Juli 1974, Soegiharto mendirikan PT Sinar Sosro untuk memproduksi dan mendistribusikan Teh Botol Sosro secara lebih luas. Pabrik pertama mereka dibangun di Bekasi, Jawa Barat, yang kemudian berkembang menjadi salah satu perusahaan minuman terbesar di Indonesia. Soegiharto terus memimpin PT Sinar Sosro untuk berinovasi dengan berbagai varian produk, seperti Teh Celup Sosro, Fruit Tea, S-Tee, dan Joy Tea, serta melakukan ekspansi ke luar negeri.
Setelah bertahun-tahun membangun bisnis yang luar biasa, Soegiharto Sosrodjojo tutup usia pada 24 Januari 2025 dalam usia 95 tahun. Meski demikian, warisan yang ia tinggalkan jauh lebih besar dari sekadar sebuah perusahaan. Ia telah menciptakan inovasi yang merubah industri minuman Indonesia dan memberikan inspirasi bagi dunia usaha di tanah air.
“Apapun Makanannya, Minumnya Teh Botol Sosro” – moto ini menjadi simbol bahwa Teh Botol Sosro kini bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga bagian dari budaya dan identitas kuliner Indonesia. Warisan Soegiharto Sosrodjojo akan terus dikenang dan dinikmati oleh generasi mendatang.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS