Suaraindo.id – Proyek pembangunan infrastruktur interkoneksi antara Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) tetap berjalan meskipun berada di tengah kebijakan efisiensi anggaran. Hal ini dikarenakan proyek tersebut masuk dalam skala prioritas pembangunan.
“Proyek fisik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025 Kabupaten tetap dilaksanakan karena menjadi prioritas,” ujar Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Penajam Paser Utara, Ali Musthofa, di Penajam, Jumat (7/3/2025), mengutip dari ANTARA.
Salah satu proyek utama adalah pembangunan jalan KMS-Simpang Empat Ingkur Majapahit yang akan tembus ke kawasan Pelabuhan Benuo Taka dengan total anggaran sebesar Rp51 miliar. Infrastruktur jalan ini akan menjadi jalur ekonomi strategis yang terhubung dengan jalan menuju Kota Nusantara di Kecamatan Sepaku.
Selain itu, proyek pemecah ombak sepanjang satu kilometer di Kelurahan Tanjung Tengah, dari Pantai Corong hingga Muara Tunan, juga tetap berjalan tanpa terkena kebijakan efisiensi anggaran. Pembangunan ini akan dilanjutkan hingga perbatasan Kelurahan Saloloang sepanjang tiga kilometer dengan menggunakan material buis beton. Total anggaran yang dialokasikan mencapai Rp4,1 miliar.
“Dana yang disiapkan dalam APBD 2025 sekitar Rp4,1 miliar untuk proyek pemecah ombak ini dipastikan tidak terkena efisiensi atau rasionalisasi anggaran karena sangat penting bagi masyarakat,” jelas Ali Musthofa.
Selain dari APBD, proyek infrastruktur di Kabupaten Penajam Paser Utara juga mendapat bantuan keuangan (bankeu) dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Beberapa proyek yang dianggap strategis dan tidak terkena kebijakan efisiensi meliputi peningkatan Jalan Desa Gunung Mulia-Desa Sebakung Jaya dengan nilai Rp12 miliar, pembangunan Jalan Desa Sebakung Jaya-Petiku sebesar Rp15 miliar, serta peningkatan Jalan Sarang Alang Desa Babulu Laut senilai Rp20 miliar.
Namun, sejumlah proyek yang didanai dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pemerintah pusat harus mengalami rasionalisasi anggaran. Beberapa di antaranya adalah pembangunan Jembatan Desa Sebakung Jaya-Petiku senilai Rp11,9 miliar, peningkatan Jalan Desa Babulu Darat-Desa Sebakung Jaya sebesar Rp8,9 miliar, serta peningkatan Jalan Desa Rawa Mulia-Desa Sumber Sari dengan anggaran Rp11,5 miliar.
“Jika anggaran proyek fisik tahun ini terkena rasionalisasi, maka yang akan dilakukan adalah pengurangan panjang dari total yang dikerjakan,” pungkasnya.
Dengan tetap berjalannya proyek infrastruktur ini, diharapkan konektivitas antara Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Ibu Kota Nusantara semakin meningkat, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS