Suaraindo.id — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemanfaatan potensi lokal.
Dalam upaya tersebut, Gubernur NTT Melkiades Laka Lena, bersama Wakil Gubernur Johni Asadoma, secara resmi meluncurkan 44 produk unggulan dalam rangkaian program One Village One Product (OVOP).
Peluncuran 44 produk unggulan itu, berlangsung di halaman Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT pada Selasa (28/5) malam. Acara peluncuran dihadiri Ketua DPRD NTT Emelia Nomleni, Forkopimda NTT, Wali Kota Kupang, Christian Widodo, Bupati Sumba Barat Daya, Ratu Wulla, serta undangan lainnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi NTT, Viktor Manek, dalam laporannya menyampaikan bahwa OVOP bukan sekadar peluncuran produk, melainkan sebuah ekspresi martabat dan karya kolektif masyarakat.
“Dari ladang dan laut ke pasar, OVOP adalah wujud martabat diri, di mana potensi lokal, kemampuan beradaptasi, dan kerja keras para pelaku usaha terekspresi dalam satu produk yang menggambarkan kebanggaan dan keunikan kita”, ujarnya.
Peluncuran OVOP kali ini dirangkaikan dengan Gerakan Beli Produk NTT dan Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Daerah.
Sebanyak 190 pelaku UMKM dan pedagang kaki lima turut memeriahkan acara dengan menyediakan 1.000 porsi makanan gratis untuk pengunjung. Hal ini mencerminkan semangat gotong royong dan partisipasi aktif masyarakat dalam mendorong ekonomi lokal.
Menurut Viktor Manek, ke-44 produk OVOP yang diluncurkan telah melalui tahapan pemetaan potensi, penilaian keberlanjutan bahan baku, hingga aspek legalitas dan distribusi. Tiga produk telah rampung didampingi, empat masih dalam proses pendampingan kabupaten, dan 37 produk lainnya menanti intervensi lanjutan dari pemerintah provinsi.
“Pendampingan provinsi ke depan akan menyasar aspek peningkatan kualitas produksi, penyediaan sarana prasarana, kemasan, label, izin edar (BPOM dan Halal), barcode, QRIS, hingga penguatan pemasaran digital sepanjang tahun 2025,” jelasnya.
Viktor Manek, juga menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak yang telah mendukung acara ini, termasuk BPOM NTT, BPJS NTT, dan Bank NTT, serta mengajak perguruan tinggi untuk terlibat dalam riset dan pengembangan produk lokal.
Sementara itu, Gubernur NTT Melkiades Laka Lena, dalam sambutannya menyampaikan bahwa visi pembangunan Provinsi NTT 2025–2029 adalah menjadikan NTT sebagai provinsi yang makin maju, sehat, cerdas, sejahtera dan berkelanjutan.
Visi tersebut, kata Gubernur Melki Laka Lena, bukan hanya sebatas jargon, melainkan telah diterjemahkan ke dalam lima misi dan tujuh pilar pembangunan yang terintegrasi dalam program unggulan 10 Dasacipta.
“Satu desa, satu kelurahan, satu produk unggulan bukan hanya slogan. OVOP adalah gerakan yang mengusung formasi sosial, ekonomi, dan budaya”, kata mantan Wakil Ketua Komisi X DPR RI menambahkan.
Selanjutnya, dia menambahkan bahwa pentingnya mendorong aktivitas ekonomi berbasis desa melalui pengembangan koperasi seperti program Koperasi Desa Merah Putih yang diinisiasi Presiden.
Gubernur menyebut bahwa OVOP adalah bentuk nyata komitmen pemerintah untuk mengangkat martabat, identitas, dan kemandirian masyarakat desa.
Dia menambahkan, sebagai bagian dari strategi pemasaran nasional, rencana kerja sama dengan Bank NTT untuk membuka Restoran Flobamora di sepuluh kota besar di Indonesia yang memiliki diaspora NTT dalam jumlah signifikan. Langkah ini diharapkan menjadi jembatan promosi budaya dan produk lokal ke tingkat nasional.***