Suaraindo.id — Biro Administrasi Pimpinan Setda Nusa Tenggara Timur menggelar Coffee Morning dan Media Gathering bersama awak media.
Coffee Morning yang berlangsung di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Sabtu (10/5) dihadiri Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melkiades Laka Lena, Sekda NTT, Kosmas Lana, para Staf Ahli Gubernur, Pimpinan OPD Lingkup Pemprov NTT, serta undangan lainnya.
Pada kegiatan ini, Gubernur NTT, Melki Laka Lena memaparkan pelaksanaan program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Melki-Johni.
Salah satunya terkait strategi penurunan angka stunting dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Program lainnya adalah pelaksanaan makan bergizi gratis (MBG) dan berbagai program strategis lainnya
Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengatakan dalam rangka menurunkan kasus stunting di Provinsi NTT, dirinya sudah berkoordinasi dan intens meminta para kader posyandu untuk aktif menjadi pendamping bagi para sasaran stunting.
“Pendampingan ini akan dilakukan oleh para tenaga- tenaga Posyandu di setiap desa dan kelurahan,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk pengembangan UMKM yang gencar dilakukan pemerintah menjelang seratus hari kerja yakni dengan membuat aplikasi online seperti Shopee untuk para pelaku UMKM agar produk-produk mereka bisa lebih mudah dikenal market, yang pada akhirnya bisa lebih memudahkan pemasaran produk UMKM itu sendiri.
“Aplikasi online ini akan dipasang di berbagai akses transportasi seperti bandar udara dan pelabuhan-pelabuhan yang ada di NTT,” ujar Melki.
Sedangkan bagi lulusan SMA/SMK akan dibimbing untuk bisa masuk di Akademi Militer (AKMIL) dan juga Akademi Kepolisian (AKPOL) serta sekola-sekolah kedinasan lainnya, tambah Gubernur Melki Laka Lena.
Dirinya juga akan terus memfokuskan pada pengembangan potensi -potensi daerah agar pada akhirnya nanti dapat membantu meningkatkan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD), pungkasnya.
Pada kesempatan itu, Gubernur Melki Laka Lena, meminta Dinas Pertanian NTT optimalisasi lahan kering di NTT menjadi lahan pertanian. Sehingga kebutuhan pangan secara domestik dapat terpenuhi.
Ia mencontohkan kabupaten Sabu Raijua, salah satu daerah paling kering di NTT, tapi di tahun ini sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan.
Dikatakan Gubernur, saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Sabu Raijua, disampaikan bahwa produksi padi tahun ini sudah bisa memenuhi kebutuhan pangan.
“Hasil panen tahun ini bisa memenuhi kebutuhan di daerah itu yang diperkirakan 8.000 hingga 9.000 ton beras. Ini menjadi contoh bagi daerah lainnya di NTT”, kata Melki Laka Lena.
“Kemarin saya bilang ke Plt. Kadis Pertanian dan Ketahanan NTT Joaz Bily Umbu Wanda, kita coba lagi sekarang optimalisasi lahan kering 200 sampai 500 hektar di Sabu. Alat pertanian, bibit dan pupuk sudah ada, supaya kita bisa memenuhi kebutuhan pangan di Sabu Raijua”, katanya.