SuaraIndo.id – Program Studi S1 Teknik Mesin Universitas Sriwijaya (Unsri) berhasil mengembangkan cultivator listrik sebagai inovasi teknologi pertanian ramah lingkungan.
Alat ini dirancang untuk mendukung mekanisasi pertanian modern, efisien, serta sesuai dengan kebutuhan petani di lahan sempit maupun skala menengah.
Tim pengembang terdiri atas Dr. Ir. Akbar Teguh Prakoso S.T., M.T., Ir. Risky Utama Putra, S.T., M.T., mahasiswa doktoral, M.Prama Diva Liza S.Tr.T serta mahasiswa magister dan sarjana, yakni M. Cakra Putra Prakarsa S.Tr.T., Dicky Pratama Putra S.Tr.T., M.T., Yudha Pranata, dan Dimas Satria. Tim ini diketuai oleh Ir. M. A. Ade Saputra, S.T., M.Kom., M.T.
Traktor cultivator listrik ini menggunakan baterai lithium 73,8 V 19,2 Ah yang portabel dan dapat diisi ulang. Sistem penggerak didukung motor listrik berdaya 4 kW dengan gear reducer rasio 2,54:1 sehingga menghasilkan torsi besar, stabil, dan lebih senyap dibanding mesin konvensional. Dilengkapi VOTOL EM100 Controller, indikator baterai, serta rotary blade modular yang dapat diganti sesuai fungsi, alat ini praktis dioperasikan hanya dengan menyalakan kunci kontak dan mengatur persneling. Dengan dimensi ringkas 850 x 500 x 750 mm, cultivator listrik sangat mudah dipindahkan dan cocok digunakan di area pertanian yang sulit dijangkau traktor besar.
Selain sebagai alat pembajak tanah hingga kedalaman ±15 cm, cultivator listrik juga dapat digunakan untuk membuat saluran air atau guludan setinggi 10–20 cm, serta menyiangi gulma dengan cepat menggunakan berbagai aksesori.
Ke depan, sistem baterai direncanakan terintegrasi dengan panel surya sehingga pengoperasiannya semakin hemat energi dan mendukung program pemerintah dalam menekan emisi karbon menuju net zero emission (NZE) tahun 2060.
Cultivator ini telah diujicoba langsung di tanah perkebunan Kelurahan Payuputat, Kecamatan Prabumulih Barat. Hasil uji coba menunjukkan alat ini mampu beroperasi hingga 3 jam dalam sekali pengisian daya, serta efektif menggarap lahan seluas 10 x 20 meter persegi. Uji coba tersebut sekaligus menjadi pembuktian bahwa inovasi ini layak diterapkan di lapangan dan siap mendukung produktivitas petani secara berkelanjutan.
Ketua tim peneliti, Ir. M. A. Ade Saputra, S.T., M.Kom., M.T. menjelaskan bahwa pengembangan cultivator listrik ini merupakan hasil kolaborasi riset dosen dan mahasiswa yang difokuskan pada hilirisasi teknologi.
“Kami ingin memastikan bahwa hasil riset dari kampus tidak berhenti di jurnal, tetapi hadir langsung di lapangan untuk membantu petani. Dengan adanya cultivator listrik ini, kami berharap petani dapat meningkatkan produktivitas dengan biaya lebih rendah, sekaligus berkontribusi terhadap lingkungan yang lebih bersih,” ujarnya.
Pengembangan inovasi ini juga merupakan hasil kerjasama Program Studi S1 Teknik Mesin dengan PT. PLN UIP (Unit Induk Pembangunan) SUMBAGSEL melalui program CSR TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan). Dukungan ini menjadi wujud nyata sinergi antara perguruan tinggi dan dunia industri dalam menghadirkan teknologi tepat guna yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Alat ini telah diserahterimakan secara simbolis di Prabumulih, disaksikan langsung oleh Walikota Prabumulih, manajer PLN, Camat Prabumulih Barat, Lurah Payuputat, serta Ketua Gapoktan.
Kehadiran cultivator listrik mendapat sambutan positif karena dinilai mampu menjawab tantangan petani dalam meningkatkan produktivitas sekaligus menekan biaya operasional.
Program Studi Teknik Mesin Unsri menegaskan bahwa pengembangan inovasi ini sejalan dengan dukungan penuh terhadap program unggulan Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, khususnya dalam bidang riset dan inovasi teknologi tepat guna.
Melalui langkah ini, Prodi Teknik Mesin berkomitmen menjadi motor penggerak dalam menghasilkan karya yang aplikatif, berdampak nyata, serta siap dihilirisasi untuk masyarakat dan industri.
Ketua Jurusan Teknik Mesin, Prof. Ir. Amir Arifin, S.T., M.Eng., Ph.D., menyampaikan apresiasinya terhadap capaian tim peneliti.
“Inovasi cultivator listrik ini adalah bukti nyata bahwa Jurusan Teknik Mesin Unsri tidak hanya berorientasi pada pendidikan, tetapi juga pada penelitian yang aplikatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Ke depan, kami akan terus mendorong program studi untuk melahirkan riset-riset unggulan yang mendukung pembangunan nasional, khususnya dalam menghadirkan solusi teknologi ramah lingkungan,” ungkapnya.
Dekan Fakultas Teknik Unsri menambahkan bahwa inovasi ini sejalan dengan semangat “Kampus Berdampak.” Unsri tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat dan industri.
Dengan keberhasilan ini, Fakultas Teknik Unsri mempertegas perannya sebagai pionir inovasi teknologi yang berkelanjutan di sektor pertanian Indonesia.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS