Hadiri Rapat Koordinasi Beras, Mendag Busan Pastikan Harga Stabil dan Pasokan Cukup

  • Bagikan
Menteri Perdagangan Budi Santoso menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Harga Beras di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (20/10)

suaraindo.id – Menteri Perdagangan Budi Santoso menegaskan bahwa harga beras di Indonesia saat ini dalam kondisi stabil dan pasokan tetap terjaga. Pemerintah terus memastikan ketersediaan beras melalui berbagai langkah pengendalian harga, termasuk operasi pasar dan program stabilisasi yang dilakukan secara berkelanjutan.

Penegasan tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso atau Mendag Busan seusai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Harga Beras di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (20/10). Dalam rapat tersebut, pemerintah membahas langkah konkret menjaga harga beras agar tetap terkendali di seluruh wilayah Indonesia.

“Kami bersama Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Nasional akan terus menjaga pasokan beras agar tetap mencukupi serta mencegah lonjakan harga di pasar. Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas harga pangan melalui operasi pasar dan langkah-langkah stabilisasi lainnya. Kami ingin memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangkauan harga bahan pokok, termasuk beras, bagi masyarakat di seluruh Indonesia,” ujar Mendag Busan.

Mendag menjelaskan, di sentra-sentra produksi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, harga beras medium masih berada di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni sekitar Rp11.200–Rp11.800 per kilogram. Namun, rata-rata harga nasional sedikit di atas HET karena faktor distribusi, terutama di wilayah timur Indonesia seperti Papua, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

“Beberapa daerah kini sudah berada di bawah HET. Dulu hampir semua di atas HET, tetapi trennya menurun. Ini menunjukkan adanya perbaikan distribusi dan efektivitas intervensi pasar. Meski begitu, distribusi di wilayah timur masih menjadi tantangan utama,” jelasnya.

Dalam rapat tersebut, Mendag Busan juga memaparkan beberapa rekomendasi, antara lain optimalisasi penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar rakyat, penguatan kolaborasi antarinstansi dalam penyaluran SPHP, pelaksanaan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah, serta pengawasan ketat melalui data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) secara terbuka.

“Kami membuka akses publik terhadap data harga kebutuhan pokok agar semua pihak dapat memantau kondisi pasar secara transparan. Dengan begitu, intervensi dapat dilakukan dengan cepat di daerah yang mengalami kenaikan harga signifikan,” tambahnya.

Rakor tersebut dihadiri Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian, Menteri Pertanian sekaligus Kepala Badan Pangan Nasional Andi Amran Sulaiman, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhan, serta Wakil Menteri Pertanian Sudaryono. Perwakilan dinas perdagangan, pertanian, dan pangan dari seluruh Indonesia juga mengikuti rapat secara daring.

Menteri Amran menyampaikan bahwa hasil rapat menyepakati dua langkah utama, yaitu memperkuat operasi pasar dan memastikan seluruh pedagang menjual beras sesuai HET. “Apabila ada pedagang yang tetap menjual di atas HET setelah diberikan peringatan, izin usahanya akan dicabut. Seluruh kegiatan ini akan dikawal oleh Polri melalui Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) di setiap daerah,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian melaporkan bahwa inflasi nasional saat ini berada di angka 2,65 persen year-on-year, masih dalam target pemerintah di kisaran 2,5 persen ± 1 persen. “Penyumbang utama inflasi berasal dari emas, sedangkan untuk pangan hanya cabai dan telur ayam ras. Kenaikan harga emas dunia menjadi faktor eksternal utama, sementara beras justru berkontribusi menahan laju inflasi nasional,” ujarnya.

Data pemerintah menunjukkan bahwa dari 514 kabupaten/kota di Indonesia, hanya 59 daerah yang mengalami kenaikan harga beras dengan rata-rata di bawah dua persen. “Angka ini menurun signifikan dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai lebih dari 200 kabupaten. Bahkan, di sejumlah wilayah terjadi penurunan harga atau deflasi sebesar 0,3 persen,” imbuh Tito.

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhan menambahkan bahwa stok beras nasional untuk operasi pasar mencapai 1,5 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 500 ribu ton telah disalurkan, sementara 1 juta ton lainnya siap didistribusikan hingga akhir 2025. “Bulog saat ini memiliki stok terbesar sepanjang sejarah dan dipastikan mampu menjaga ketahanan pangan nasional,” ujarnya.

Kemendag terus memantau harga kebutuhan pokok melalui Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) yang diperbarui setiap hari oleh petugas di seluruh daerah. Data tersebut juga digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai acuan dalam perhitungan inflasi pangan. “Kami memiliki pemantauan harga lengkap, baik di tingkat daerah maupun nasional, termasuk berdasarkan wilayah timur dan barat Indonesia,” jelas Mendag Busan.

Selain beras, harga beberapa komoditas pangan lainnya juga terpantau stabil. Harga ayam ras nasional saat ini berada di kisaran Rp39.000 per kilogram, turun dari Rp47.000 per kilogram pada beberapa waktu lalu. Adapun harga cabai merah besar tercatat sekitar Rp52.800 per kilogram, menurun dari harga sebelumnya yang mencapai Rp56.000 per kilogram.

“Beberapa waktu lalu, harga cabai sempat naik hingga Rp73.000 per kilogram. Kini harga sudah berangsur turun dan bergerak stabil. Artinya, tren harga cabai menunjukkan perbaikan,” tutup Mendag Busan

  • Bagikan