Suaraindo.id – Budidaya melon premium dengan metode hidroponik kini semakin diminati di Kota Pontianak. Teknik ini menjadi solusi cerdas untuk memanfaatkan lahan terbatas, seperti yang dilakukan oleh Tarmudji, seorang pelopor budidaya melon premium di Kalimantan Barat. Dengan lahan berukuran 20 x 22 meter di Jalan Tekam, Pontianak, ia mampu menghasilkan omzet hingga Rp120 juta dalam satu masa tanam.
Awal Mula dan Motivasi
Tarmudji memulai budidaya melon hidroponik pada akhir 2023 secara autodidak dengan belajar melalui media sosial. Awalnya, ia hanya mencoba menanam 10 batang melon. Melihat hasil yang memuaskan, ia memperluas usaha hingga mencapai 1.900 batang.
“Saya memilih hidroponik karena lebih efisien dalam penggunaan lahan dan pengaturan nutrisi lebih mudah,” ujarnya.
Selain lebih hemat biaya hingga 50% dibandingkan media tanah, metode ini juga memungkinkan pengelolaan air dan nutrisi secara optimal. Tantangan utama ada pada investasi awal untuk instalasi pipa, wadah tanam, serta peralatan pendukung, yang mencapai Rp60 juta.
Keunggulan dan Teknik Budidaya
Dalam satu masa tanam, Tarmudji dapat memanen hingga 4 ton melon premium, seperti varietas lavender, honey globe, sweet net, dan ceria. Melon tersebut dijual dengan harga Rp30 ribu/kg, yang habis terjual melalui konsep wisata petik melon.
Setiap tahap budidaya dilakukan dengan teliti, mulai dari:
- Pemangkasan cabang dan daun untuk memastikan sinar matahari optimal.
- Pengaturan nutrisi dan air setiap dua hari sekali menggunakan 4.000 liter air bercampur nutrisi.
- Pengendalian hama tanpa green house, yang memerlukan pengawasan ketat.
“Satu pohon hanya dipertahankan dua buah untuk menjaga kualitas. Ini dilakukan pada tangkai daun ke-12 ke atas agar buah lebih besar dan bercita rasa premium,” jelasnya.
Potensi dan Masa Depan Budidaya Melon Hidroponik
Melihat potensi pasar yang besar di Kalimantan Barat, Tarmudji berencana memperluas usahanya hingga 10.000 batang tanaman. Selama ini, pasokan melon premium sebagian besar masih didatangkan dari luar daerah.
“Pasar melon premium di Kalbar sangat menjanjikan. Saya berharap petani lokal bisa mandiri dan memenuhi kebutuhan ini,” ungkapnya.
Selain itu, hidroponik dianggap sebagai solusi pertanian perkotaan yang relevan untuk generasi milenial. Kepala UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih, Anton Kamaruddin, mendukung tren ini dengan melakukan riset untuk bibit unggul dan langkah budidaya yang efektif, terutama menghadapi curah hujan tinggi di Kalbar.
Inspirasi untuk Generasi Muda
Tarmudji menjadi contoh nyata bahwa usaha keras, keuletan, dan keberanian mencoba hal baru dapat membawa kesuksesan. Hasil yang ia capai dapat memotivasi generasi muda, khususnya milenial dan Gen Z, untuk terjun ke dunia agribisnis.
“Saya yakin Kalimantan Barat bisa swasembada melon premium di masa depan. Mari bersama-sama kita wujudkan potensi ini,” tutupnya penuh semangat.
Budidaya melon hidroponik tidak hanya memberikan peluang ekonomi, tetapi juga solusi cerdas bagi keterbatasan lahan di perkotaan. Dengan prospek pasar yang luas, Tarmudji telah membuka jalan menuju masa depan pertanian modern di Kalimantan Barat.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS