suaraindo.id – Visi Indonesia dalam mencapai kedaulatan dan keberlanjutan sejalan dengan keunggulan Hungaria di bidang teknologi dan inovasi digital. Bagi Kementerian Perdagangan, teknologi merupakan komponen penting dalam meningkatkan daya saing di tengah kompetisi pasar yang terus berkembang.
Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti Widya Putri, saat memberikan sambutan dalam Forum Bisnis Hunindo Tech 6.0 di Jakarta, Senin (20/10).
Turut hadir dalam acara ini Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Lilla Karsay; Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie; Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia, Shinta Kamdani; Asisten Deputi Bidang Percepatan Investasi dan Hilirisasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ichsan Zulkarnaen; serta Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan, Bayu Wicaksono Putro.
“Asta Cita Indonesia menempatkan teknologi, keberlanjutan, dan inovasi sebagai inti transformasi nasional. Sejalan dengan hal tersebut, keunggulan Hungaria di bidang teknologi dan inovasi digital dapat dimanfaatkan untuk mendukung visi Indonesia dalam mencapai kedaulatan dan keberlanjutan. Kementerian Perdagangan memandang teknologi sebagai pendorong utama daya saing, produktivitas, dan inklusivitas,” jelas Wamendag Roro.
Lebih lanjut, Wamendag Roro menegaskan bahwa teknologi memiliki peran erat dengan tugas dan fungsi Kementerian Perdagangan. Teknologi membantu Kemendag dalam memfasilitasi pelaku usaha, meningkatkan akses pasar, serta memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar dapat berpartisipasi dalam rantai nilai global.
Menurut Wamendag Roro, dengan selesainya negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/I-EU CEPA), kedua belah pihak telah menyepakati kerangka kerja untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dengan mengurangi tarif serta mengatasi hambatan nontarif.
Sebagai salah satu negara anggota utama Uni Eropa, Hungaria memiliki peran penting dalam kemitraan ini. Indonesia melihat potensi besar untuk mengeksplorasi mekanisme bilateral dalam kerangka CEPA, khususnya dalam mempercepat transfer teknologi, pengembangan kapasitas, dan kerja sama di sektor prioritas seperti energi terbarukan, digitalisasi, dan agroteknologi.
“Kami berharap dapat terus berdampingan dengan Hungaria untuk mempercepat penandatanganan, ratifikasi, dan implementasi CEPA guna memastikan manfaat bersama dalam pembangunan berkelanjutan, inovasi, dan pertumbuhan ekonomi hijau,” ujar Wamendag Roro.
Salah satu peserta forum, Ramadan, perwakilan dari Asosiasi Sistem Transportasi Cerdas, menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memperkuat jejaring bisnis antara Indonesia dan Hungaria.
“Dengan peningkatan kolaborasi di berbagai bidang, termasuk infrastruktur, diharapkan kerja sama ini dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat di kedua negara,” ungkapnya.
Total perdagangan Indonesia–Hungaria pada periode Januari–Agustus 2025 tercatat sebesar USD 188,9 juta. Dari jumlah tersebut, ekspor Indonesia ke Hungaria mencapai USD 74,2 juta, sedangkan impor Indonesia dari Hungaria sebesar USD 114,6 juta.
Pada tahun 2024, total perdagangan bilateral kedua negara mencapai USD 241,5 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Hungaria tercatat USD 102,8 juta, dengan produk utama berupa mesin listrik dan mekanik. Sementara itu, impor dari Hungaria mencapai USD 138,6 juta, dengan produk utama meliputi komputer, media semikonduktor, serta perangkat radio dan komunikasi.