Suaraindo.id– Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti China menemukan sebagian besar vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh anak perusahaan Chongqing Zhifei Biological Products dapat mempertahankan efek penetral terhadap varian Delta.
Reuters, Sabtu (17/7), melaporkan para ilmuwan dan regulator mengamati dengan cermat untuk melihat apakah varian Delta, yang secara signifikan lebih menular daripada varian asli virus corona baru, akan membuat vaksin dan perawatan yang tersedia tidak cukup melawan jenis tersebut.
Diuji terhadap partikel yang meniru varian Delta asli, sampel serum dari orang yang divaksinasi dengan rejimen tiga dosis Zhifei menunjukkan pengurangan efek penetralan 1,2 kali lipat dibandingkan dengan partikel yang meniru varian yang lebih lama, kata para peneliti dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada hari Jumat (16/7).
Namun, para peneliti memperingatkan bahwa data uji klinis atau penggunaan nyata masih diperlukan untuk menentukan seberapa baik vaksin dapat mencegah orang jatuh sakit oleh varian tersebut.
Hasil efikasi dari uji klinis fase III vaksin tersebut belum dipublikasikan.
Penelitian, di mana sampel dari 28 orang dikumpulkan dan diuji, juga menemukan bahwa sampel dari mereka yang menerima dosis ketiga pada interval yang lebih lama antara suntikan kedua menunjukkan aktivitas yang lebih besar terhadap varian.
Makalah tersebut melaporkan lebih dari 100 juta dosis vaksin Zhifei – disebut ZF2001 dan disetujui untuk penggunaan darurat di China dan Uzbekistan – telah diberikan.
Penulis makalah ini termasuk peneliti dari Institute of Microbiology di Chinese Academy of Sciences, yang bersama-sama mengembangkan vaksin dengan unit Zhifei, dan institusi China lainnya. [ah]