Suaraindo.id – Banjir yang terjadi di Kalteng sepertinya hampir sudah menjadi langganan tiap tahunnya, terkhusus kota Palangka Raya, bahkan tahun kemaren pun terjadi hal yang serupa, oleh sebab itu pemerintah Kota berupaya menangani sebaik mungkin dan langkah antisipasi untuk tahun depan. karena banjir di Kota Palangka Raya bisa merendam puluhan bahkan ratusan rumah, kerugian moril dan materil pun cukup banyak, meski banjir ini hanya terjadi di titik-titik rendah dan berawa, serta bantaran sungai Kahayan, namun tetap berada di wilayah administrasi kota Palangka Raya.
Setiap kali bencana datang menerpa, pilar-pilar infrastruktur di daerah pun turut terdampak. Itu pula yang terjadi dengan bencana banjir yang menerpa Kota Palangka Raya sepekan terakhir. Tak sedikit pihak yang khawatir jika banjir ini memiliki dampak luas. Kota Palangka Raya dalam beberapa tahun terakhir memang kerap mengalami bencana banjir dan cuaca ekstrim, dan bahkan tak sedikit menimbulkan kerugian materil maupun moril.
Anggota Komisi B DPRD Kota Palangka Raya, Anna Agustina Elsye menuturkan jika bencana banjir kerap menimbulkan dampak dan kerusakan pada infrastruktur seperti jalan, jembatan, jaringan listrik, saluran drainase, pasokan air bersih, permukiman, kantor pemerintah, fasilitas umum, sekolah, dan lain sebagainya.
Hal ini menurutnya dapat mengakibatkan perekonomian menjadi terganggu, pendapatan daerah berkurang, hingga munculnya bencana sosial seperti kemiskinan, putus sekolah, dan kriminalitas.
“Inilah pentingnya pemantauan terhadap infrastruktur yang rusak akibat bencana, agar perekonomian kembali bergerak dan seluruh aktivitas masyarakat kembali berjalan seperti biasa. Tentu saja daerah-daerah yang terkena bencana membutuhkan aliran dana baik dari pemerintah maupun swasta guna membangun kembali infrastruktur, membuka lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat,” kata Anna, Kamis (24/11/2022).
Diakui legislator Partai Gerindra ini, pemerintah kota memang cukup cepat tanggap dalam hal pembenahan infrastruktur. Di bawah kepemimpinan Wali Kota Fairid Naparin dan Wakil Wali Kota Hj Umi Mastikah, banyak titik baik di dalam maupun di luar kota sudah mulai tersentuh pembangunan, baik jalan maupun drainase. Namun yang tak kalah penting, infrastruktur yang telah dibangun dan terkena banjir memang harus dipantau agar pembangunannya tidak sia-sia dan bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
“Infrastruktur darat, musuh utamanya adalah air. Jika pasca banjir tidak mendapatkan perawatan, maka pasti akan segera rusak. Ini harus bisa diantisipasi oleh pihak terkait. Penyediaan anggaran untuk pemulihan harusnya bisa dilakukan,” tuturnya.
Di sisi lain, lanjut Anna, pembangunan infrastruktur pencegahan banjir dan genangan air di kawasan pemukiman juga harus diperhatikan. Selain bencana banjir yang kerap melanda kawasan daerah aliran sungai (DAS), wilayah pemukiman padat penduduk juga sering mengalami genangan air karena tak berfungsinya saluran drainase.
“Drainase kawasan pemukiman di tengah kota harus diperhatikan. Genangan air saat ini sering terjadi kalau hujan lebat. Air dari parit meluap menutup jalan dan masuk ke rumah warga. Kiranya pembangunan infrastruktur ini bisa berkesinambungan, antara upaya pencegahan dan pasca bencana,” tutup Anna.