Suaraindo.id – Selain harga solar yang cukup tinggi, nelayan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, mengakui jika cuaca dari November kemarin tidak menentu. Hal itu menjadi kendala para nelayan untuk pergi melaut. Adanya hal tersebut, nelayan pun meminta kepada pemerintah untuk melakukan pengadaan konverter kit agar memudahkan nelayan melaut.
Terhitung sudah sejak November kemarin, sejumlah nelayan di Sungai Kakap hanya bisa menambatkan kapalnya di dermaga, tanpa bisa rutin pergi melaut, akibat tingginya harga solar yang tidak sebanding dengan pendapatan para nelayan yang tidak menentu. Terlebih ikan dan udang harganya masih rendah.
Mochtar satu diantara nelayan di Sungai Kakap mengaku, cuaca yang kurang menentu akhir-akhir ini membuat dirinya enggan melaut. Dalam seminggu Mochtar mengaku hanya tiga hari turun kelaut.
“Angin dan gelombang membuat kami para nelayan takut untuk melaut, biasanya dalam seminggu ada beberapa kali turun. Saat ini paling hanya 2 sampai 3 kali saja,” katanya dia dermaga Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Selasa (20/12/2022).
Sementara itu, Bendahara Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kubu Raya, Busrah Abdullah mengatakan, keluhan dan permasalahan para nelayan sudah kerap didengar oleh dirinya. Adanya hal tersebut dirinya berharap pemmerintah dapat memberikan jangka pendek dan jangka panjang untuk para nelayan.
“Ketika tidak bisa melaut seperti budidaya perikanan, selain itu pemberian mesin konverter kit bagi nelayan tentu memudahkan nelayan,” ucapnya.
Busrah menyebut, konverter kit idaman para nelayan hingga kini tidak dijual bebas, sehingga dirinya berharap pemerintah Kubu Raya dan Provinsi Kalbar dapat memperbanyak pengadaan konverter kit bagi nelayan.