Wakil Bupati Sekadau Ikut Petik Sendiri Semangka di Kebun Petani

  • Bagikan
Wabup Sekadau, Aloysius dan istri petik semangka di kebun petani

Suaraindo.id – Petani Semangka di Kabupaten Sekadau, Kalimatan Barat, Ipnu Fauzin yang selama ini memanfatkan lahan sawit milik warga dengan tanaman buah semangka menjadi perhatian publik. Salah satunya Wakil Bupati Sekadau Aloysius dan istrinya Victima Heri Supriyanti. Sosok pejabat yang dekat dengan masyarakat ini, nekat diterik panasnya matahari ikut di kebun semangka di Desa Sidap Kecamatan Sekadau Hulu, Minggu (10/5/2020).

“Wow…kita langsung petik sendiri mas,” ucap Victima Heri Supriyanti bersama suaminya Aloysius sambil memetik tiga jenis semangka dan yang menjadi perbincangan adalah semangka yang agak langka yakni warna kuning.  “Kalau yang semangka warna merah sudah sering makanya,” sambungnya sambil tertawa.

Wakil Bupati Sekadau Aloysius sangat mengapresiasi inisiatif masyarakat yang bisa memanfaatkan lahan untuk tumpang sari antara tananam sawit dengan semangka.

“Ini menjadi inspirasi kepada semuanya, meski tumpang sari di lahan kebun sawit. Sekali panen semangka bisa 20 ton, nah ini cukup luar biasa,”kata Aloysius.

Menurut Aloy, pemerintah perlu perhatian serius petani yang punya inisiatif untuk usaha membuat perkebunan sendiri. Karena semangka punya potensi yang baik. “Bisa ditanam bisa di tanam disela sawit dan  dinas perkebuna dan pertanian bisa mensosialisasikan kepada masyarakat,” ungkap Aloy.

Sementara itu, Ibnu Fauzin yang bermitra kerja dengan Surono memanfatkan lahan disela tanaman sawit dengan semangka. “Kami ucapkan terimakasih kepada pak Aloy dan Ibu yang menyempatkan diri ikut ke kebun kami,” ucap Ibnu.

Menurutnya, penanaman semangka dilakukan secara bertahap. Sehingga sekali panen sebanyak 5 ton bisa langsung dipasok ke pasaran untuk kebutuhan lokal Kabupaten Sekadau.

“Jadi sekali panen langsung kita lempar di pasar langsung habis.  Jika tanam banyak akan terkendala pemasaran karena buah banjir. Kadang juga ada buah semangka dari luar Sekadau,” katanya.

Seperti diketahui, untuk harga panen dari petani dijual Rp.4.500 sampai Rp.5000 per kilogram. “Nah di tingkat eceran di pasar pedagang jual Rp.8.000 sampai Rp.10.000,” ujarnya.

Ia berharap yang memiliki kebun sawit dengan sistem tumpang sari akan lebih baik dalam perawatan kebun. “Gulma diantara gawangan sawit tidak perlu disemprot karena sudah di tumbuhi semangka, dan pupuk kebun semangka bisa membantu kesuburan sawit juga,”ungkap Ibnu.
(kun)

  • Bagikan